rumput laut, dan cara pnangananya 2

Prosedur pengeringan berdasarkan metoda penjemuran antara lain 
Pengeringan dengan alas terpal plastic atau alas lantai semenMenyiapkan kebutuhan peralatan penjemuran yaitu alas jemur baik plastic maupun lantai semen
Membersihkan area jemur dari kemungkinan kotoran penempel
Rumput laut hasil panen terlebih dahulu dicuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Pencucian dengan menggunakan air laut.
Menyebar rumput laut pada alas jemur dengan jalan mengatur ketebalan rumput laut agar tingkat kekeringan merata.
Pengeringan di atas para-para jemurSiapkan sarana para-para yang dibutuhkan dengan jumlah dan ukuran sesuai kapasitas hasil panen
Sebelumnya bersihkan para-para dari kotoran penempelan
Rumput laut hasil panen sebelumnya dicuci air laut untuk menghindari penempelan kotoran
Letakkan rumput laut diatas para-para dengan mengatur ketebalan secara rata
Pengeringan dengan metode gantungMenyiapkan sarana jemur gantung dengan jumlah dan ukuran/panjang unit disesuaikan dengan pertimbangan biaya, kapasitas hasil panen dan kapasitas lahan. Untuk menampungkapasitas hasil panen yang lebih banyak tempat penggantungan dapat dibuat lebih banyak dalam bentuk kontruksi rumah
Setelah pemanenan, sebaiknya mencuci rumput laut dan tali ris dengan air laut untuk meminimalisir penempelan kotoran
Penjemuran dengan mengikat/menggantung rumput laut bersama tali ris pada tiang jemuran, atau menggantung tali ris dan rumput laut pada paku/pasak yang dipasang pada tiangbamboo/kayu horizontal
Mengatur jarak antara ikatan rumput laut pada tiang jemuran agar tingkat kekeringan merata.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menjaga kualitas pada saat proses pengeringan, antara lain :Melakukan pembersihan/sortasi dari kemungkinan penempelan kotoran pada saat proses pengeringan
Melakukan pembalikan secara kontinyu guna menjamin tingkat kekeringan merata sesuai tingkat kadar air yang diinginkan pihak industry.
Menjaga kelembaban agar tetap stabil, kelembaban tinggi terjadi pada saat musim hujan. Rumput laut pada saat malam hari ditutup plastic untuk menghindari pengaruh embun, atausimpan sementara pada gudang yang kelembabannya rendah sebelum dijemur ulang.
Melindungi rumput laut dari kontaminasi bahan kimia atau logam berat.
D. Melakukan Kontrol Kualitas Rumput Laut Kering

1). Spesifikasi Kualitas Rumput Laut Kering
Perlakuan pasca panen hendaknya perlu menjadi perhatian yang serius dari semua pelaku usaha rumput laut. Pembudidaya harus mulai sadar akan pentingnya jaminan kualitas hasilproduksi yang baik, dengan begitu akan terbangun hubungan timbal balik secara positif antara pembudidaya dengan pihak industry pengolah. Jika standar kualitas rumput laut yang dihasilkanbaik, maka akan berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha industry pengolah, kondisi ini tentunya secara langsung akan menjamin kontinyuitas penyerapan produksi daripembudidaya sehingga kegiatan usaha budidaya akan berjalan secara berkelanjutan.
Rumput laut Eucheuma cottoni kering hendaknya memenuhi standar yang dipersyaratkan pihak industry pengolah. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan BSNyaitu SNI 01-2690-1992 tentang standar mutu rumput laut kering, mempersyaratkan beberapa spesifikasi mutu rumput laut kering yang harus dipenuhi meliputi kadar air, bau, benda asing,kadar karaginan dan kadar agar (rumput laut penghasil agar). Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada table 1 di bawah ini.

Tabel 1. Spesifikasi syarat mutu rumput laut kering
No
Jenis Uji
Satuan
Persyaratan
Eucheuma
Gelidium
Gracillaria
Hypnea

1
Kadar air
%
Maks.35
Maks.15
Maks. 25
Maks. 20

2
Bau, b/b
-
Khas
Khas
Khas
Khas

3
Benda asing, b/b
%
Maks.5
Maks.5
Maks. 5
Maks. 5

4
Kadarkaraginan*,b/b
%
Min.25
5
Kadar agar*, b/b
%
-
Min. 25
Min. 20
-
Sumber : Standar Nasional Indonesia (01-2690-1992)
Selain spesifikasi syarat mutu yang tertera dalam table di atas, beberapa parameter mutu rumput laut yang perlu diperhatikan dan biasanya dipersyaratkan pihak industry pengolah, antaralain meliputi :
§ Gel strength, yaitu tingkat kandungan jelly yang terdapat di dalam rumput laut;
§ Viskositas, yaitu tingkat kekentalan yang terdapat dalam rumput laut;
§ Nilai pH, yaitu derajat keasaman sisa alkali yaitu antara 7 sampai dengan 9
§ SFDM (Salt Free Dry Matter), yaitu rumput laut kering yang telah bersih dari garam. SFDM ini mempengaruhi kandungan kekuatan gel rumput laut, nilai SFDM yang baik adalah > 34%;
§ SS (salt and sand), merupakan jumlah garam dan pasir yang terdapat pada rumput laut kering, standar SS yang diuji sesuai SNI adalah < 28%;
Parameter mutu di atas akan dibahas lebih lanjut.
Berdasarkan tingkat kadar air, produk rumput laut kering dapat dibedakan menjadi dua, yaitu rumput laut kering kawat (kadar air 20-30%) dan rumput laut kering karet (kadar air 30-40%). Biasanya secara umum para pembudidaya menjual rumput laut dengan standar kering karet. Rumput laut yang terlalu kering dikhawatirkan mengalami kerusakan yang berdampak padakualitas karaginan. Kondisi kadar air pada produk rumput laut kering dipengaruhi oleh factor lama penjemuran, intensitas cahaya matahari (musim) dan metode jemur.
Rumput laut jenis Eucheuma cottoni merupakan penghasil karaginan yaitu untuk fraksi kappa karaginan. Kandungan karaginan dinyatakan dalam CAY (cleananhydrous carrageenanyield) dengan nilai standar 40%, kurang dari nilai tersebut berarti rumput laut mempunyai standar kualitas rendah. Kandungan karaginan pada rumput laut Eucheuma cottonidipengaruhi oleh beberapa factor meliputi : biomassa awal, asal stek (thallus), umur panen, jarak tanam, system budidaya dan kualitas air.
2). Kontrol Kualitas Produk Rumput Laut Kering
Untuk menjamin bahwa hasil penjemuran telah memenuhi standar mutu, maka langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan control ulang terhadap kualitas rumput laut. Kontrol tersebut,meliputi :
A. Pengerjaan ulang (rework)
Yaitu upaya untuk melakukan kembali proses dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas produk. Pengerjaan ulang ini mencakup proses pengeringan ulang dan sortasi. Kondisi rumputlaut yang berasal dari pembudidaya tidak semuanya memenuhi standar mutu kadar air yang dipersyaratkan, kurangnya kesadaran dari pembudidaya kadangkala para pembeli harusmengeluarkan biaya operasiolnal lagi untuk melakukan kegiatan pengeringan ulang dan sortir.
Produk rumput laut kering harus di lakukan control terutama dalam hal spesifikasi produk. Spesifikasi adalah persyaratan detil mengenai produk yang diminta oleh pembeli (industrypengolah). Spesifikasi tentang mutu telah dibahas sebelumnya, pada proses pengerjaan ulang spesifikasi produk hendaknya dibuat secara tertulis.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengerjaan ulang antara lain : Cara pengeringan, pencegahan benda asing, pemberian nomor lot, dan pencatatan proses dan hasil re-work.
B. Inspeksi penerimaan barang
Kegiatan inspeksi penerimaan barang perlu dilakukan pelaku usaha dengan tujuan untuk memastikan rumput laut kering yang diterima telah memenuhi spesifikasi mutu yangdipersyaratkan sebelumnya. Pada saai infeksi penerimaan barang, hal-hal yang perlu diperiksa antara lain jumlah dan berat rumput laut yang diterima, kode lot, dan parameter mutu sesuaispesifikasi. Adapun cara pemeriksaan/control dilakukan dengan pengecekan secara menyeluruh maupun pengecekan dengan metode sampling. Setelah itu hasil pemeriksaan dicatat denganbaik.
C. Uji mutu kualitas rumput laut kering
Pengujian terhadap mutu rumput laut kering merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Pada pembahasan ini akan dibahas mengenai prosedur pengujian mutu rumput laut keringyang meliputi : Bau, Kadar air, SFDM (salt free dry matter), SS (salt and sand), Viskositas dan pH, Gel strength, dan kandungan karaginan. Dimana spesifikasi mutu di atas harus dipenuhioleh produsen sebagai persyaratan yang bersifat baku di tingkat industry pengolah.
Standar Industri Indonesia (SII) untuk karaginan belum dirumuskan. Standar mutu yang ditetapkan FCC (Food Chemical Codex), FDA, dan FAO (Food and AgricultureOrganization)meliputi spesifikasi kadar logam berat Pb, sulfat, air, abu, abu tak larut asam, bahan tak larut asam, dan viscositas larutan). Standar mutu karaginan untuk ketiga versi di atas dicantumkandalam table di bawah ini :
Tabel 2. Standar Mutu Karaginan
Parameter
Karaginan Komersial
KaraginanStandar FAO
Karaginan StandarFCC
Karaginan StandarEEC
Kadar Air (%)
14,34±0,25
Maks 12
Maks 12
Maks 12
Kadar Abu (%)
18,60±0,22
15-40
18-40
15-40
Kekuatan gel(dyne/cm2)
685,50 ± 13,43
Titik Leleh (ÂșC)
50,21±1,05

Kekuatan gel (Gel Strength) merupakan sifat fisik karaginan yang terkandung dalam rumput laut, dimana menunjukkan kemampuan karaginan dalam pembentukan gel. Glicksman(1969) menyatakan bahwa salah satu sifat fisik yang penting pada karaginan adalah kekuatan untuk membentuk gel yang disebut kekuatan gel. Standar internasional kekuatan gel minimal 500gram/cm2, dimana umumnya permintaan industry sekitar 600-700 gram/cm2. Nilai ini tentunya harus dipenuhi dengan meningkatkan kualitas hasil panen yang mencakup standar umurpanen, perlakuan panen dan pasca panen.
Di bawah ini dijelaskan beberapa prosedur yang harus dikuasai, antara lain :

A. Penyortiran rumput laut kering
Kegiatan penyortiran rumput laut kering yang akan dikemas dilakukan untuk memastikan rumput laut telah memenuhi spesifikasi mutu rumput laut kering, beberapa langkah yang perludilakukan, antara lain :Memeriksa kembali kondisi rumput laut, yaitu dengan memisahkan antara yang baik dengan yang tidak baik
Melakukan pembersihan ulang dari kemungkinan adanya penempelan material lain yang bukan hasil panenan misalnya tali, ganggang, lumpur, pasir, garam. Partikel tersebut akanmenyebabkan terganggunya pemrosesan dan pencemaran produk.
D. Melakukan Pengepakan dan Penyimpanan

1). Teknik Pengepakan Rumput Laut Kering
Pengepakan rumput laut dilakukan setelah melakukan rangkaian kegiatan yang dilakukan sebelumnya. Pengepakan bertujuan untuk mempertahankan mutu rumput laut disamping ituproses pengepakan dilakukan untuk memudahkan proses penyimpanan, labeling dan transportasi. Pengepakan dapat dilakukan baik menggunakan alat bantu maupun manual. Penggunaan alatbantu (manual hydrolicpress) memungkinkan proses lebih cepat dan proses pemadatan yang optimal.
Proses pemadatan pada saat pengepakan dilakukan untuk mengurangi pemakaian ruangan baik selama penyimpanan digudang maupun pada saat pengangkutan.
Dengan teknik pemadatan bobot rumput laut per karung akan bertambah 3-4 kali dibanding tanpa pemadatan, hal ini akan menguntungkan dari segi penghematan penggunaan ruangsebesar 3-4 kali. Perlu diperhatikan bahwa proses pemadatan akan efektif pada rumput laut dengan kadar air telah mencapai 30-37%. Jika melebihi 37% dapat menyebabkan kerusakan yangsecara langsung akan menurunkan kualitas rumput laut yang disebabkan oleh pecahnya dinding sel yang mengandung selulosa akibat rumput laut belum kering sempurna. Kadar rumput lautdibawah standar ( MC >37%) menyebabkan mutu rumput laut kering menjadi cepat menurun selama proses pasca panen. Jika demikian maka proses pengerjaan ulang (rework)sebagaimana dijelaskan diawal perlu dilakukan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengepakan, antara lain sebagai berikut :
§ Pada saat melakukan pengemasan harus memperhatikan : kebersihan area pengemasan, kebersihan kemasan, kebersihan alat pengepakan/alat bantu pengepakan dan kebersihan orangyang menangani rumput laut.
§ Ukuran packing disesuaikan dengan permintaan dari pembeli (50 kg, 70 kg, atau 100 kg per bal)
§ Packing bal diberi identifikasi nomor bal dan lot, dimana satu lot merupakan jumlah 100 bal hasil packing dalam satu hari selama proses pengepakan
§ Melakukan pencegahan terhadap benda asing, yaitu dengan memperhatikan : kebersihan tempat pengepakan, kebersihan kemasan (karung), alat pengepakan/alat bantu pengepakan danorang yang menangani rumput laut.
Teknik pemadatan pada saat pengepakan dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Alat berupa kontruksi beton berdiameter 15-20 mm, kontruksi ini berfungsisebagai pegangan karung plastic ketika diisi rumput laut saat proses pemadatan. Rumput laut dimasukan ke dalam karung plastic dan di tahan oleh kontruksi beton. Pada saat mencapai ½volume karung plastic, rumput laut dipadatkan dengan cara ditumbuk atau ditekan dengan menggunakan balok, demikian seterusnya pada saat isi karung mencapai ¾ sampai penuh.Selanjutnya pada saat rumput laut dalam karung tidak dapat dipadatkan lagi maka proses pemadatan dihentikan dan mulut karung plastic yang telah penuh rumput laut yang padat ditutupdengan cara dijahit menggunakan jarum dan tali PE 1 mm.

2). Labelling (pemberian label)

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan tanda pada kemasan dalam rangka keperluan mampu telusur yang mencakup asal produk, spesifikasi mutu, dan identifikasi nomor lot.

3). Teknik Penyimpanan
Secara umum rumput laut kering dengan kandungan kadar air ( MC 20-30%) mampu bertahan antara 2-3 tahun bergantung pada cara penyimpanan. Tempat penyimpanan yang baikadalah tidak lembab, kering dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Pada bagian dasar (di atas lantai) diberi alas dari papan penyangga untuk menghindari kelembaban.
Penyimpanan yang tidak baik bisa menyebabkan kadar air rumput laut meningkat hingga 50-55%. Pada kondisi demikian, rumput laut bisa membusuk dan tidak mampu disimpan lama.Rumput laut yang mengalami peningkatan kadar air yang sebaiknya dilakukan penjemuran ulang dan dipadatkan kembali, kemudian disimpan pada tempat yang memenuhi syaratpenyimpanan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyimpanan, antara lain :
a) Tempat/gudang penyimpanan harus mempuyai sirkulasi udara yang baik, tapi hindari lubang yang besar, gudang mudah dirawat dan dibersihkan dan jangan menimbulkankotoran/benda asing yang dapat mengkontainasi produk
b) Produk harus disimpan dan ditata secara rapi (di atas palet kayu) dan diberi label (kode lot)
c) Barang yang masuk dan keluar gudang harus tercatat dengan baik (jumlah dank ode lot-nya)
d) Pengeluaran barang dari gudang harus mengikuti system FIFO (first in first out), yaitu barang yang masuk pertama kali harus keluar terlebih dahulu. Sedangkan barang yang masukterakhir harus keluar belakangan.
e) Ketinggian susunan rumput laut yang telah dikemas maksimal 5 susun sedangkan jarak antar palet/papan (alas) 20 cm.

4). Transportasi (Pengangkutan)
Kegiatan ini merupakan rangkaian terakhir proses penanganan pasca panen rumput laut kering . Untuk selanjutnya akan dilakukan proses pengolahan lebih lanjut pada industrypengolah. Kegiatan pengangkutan produk dilakukan dengan baik dalam rangka memastikan keutuhan produk (jumlah dan berat) dan memastikan kondisi produk tetap baik dan bebaskontaminasi pada saat berada di alat transportasi sampai ke tempat tujuan.
Untuk menjamin kelancaran mulai dari proses pengepakan sampai dengan pengangkutan, maka pada gudang perlu dilengkapi peralatan/sara pendukung antara lain : Gerobakpengangkut, Ganco untuk menarik karung berisi rumput laut yang belum dipress atau dikemas ulang, timbangan duduk, dacin, alat bantu press dan pengepakan, peralatan tulis dan label.

Comments