IKAN NILA

nelayantradisonal- IKAN NILA
ikan nila termasuk ikan air tawar.yang biasa di budidaya oleh petani tambak,ikan nila bayak di tangkar petani tambak daerah kaki gunung,karena ikan nila asli ikan air tawar,dan mudah di budi daya. ikan nila di daerah pegunungn sering di jumpai di sungai sungai dan rawa rawa. ikan nila feformanya sangat mirip ikan mujaer.
ikan nila dan mujaer sekilas tidak bisa di bedakan,keduanya smama persis bentuknya,cuma beda sedikit warna,kalo ikan nila mempunyai warna dasar putih dan mempunyai batik di tubuhnya kurang jelas,dan warna batik cuma hitam,putih dan coklat.
ikan nila di pasaran lumayan bayak kunsumenya dan hargaya lumayan,bisa bersaing dengan ikan mas,tetapi tidak semua pasar ada,
ikan nila di penangkaran ukuranya bisa lumayan besar,perkaembanganya lumayan cepat di bandingkan sodaranya ikan mujaer,ikan nila di usia 3 bulan bisa ukuran 500 gram,beda sama ikan mujaer,paling besar 300 gram.
ikan nila budi dayanya pun bisa di bilang mudah,cukup siapkan kolam dan benih ikan,benih ikan nila sangat mudah di cari,sudah bayak yang membudidaya,penetasan ikan nila,harganya pun relatip murah,masih di bawah benih ikan lainya seperti ikan mas.
ikan nila sangat papuler di kalangan orang orang di derah kaki gunung,di sanah sangat senang mengunsumsi ikan nila,dan didaerah sana sangat mudah di dapat, di derah kaki gunung ikan nila ada di semua pasar.ikan nila bisa di bilang menu utama orang sanah. Ikan nila mempunyai habitat diperairan tawar, seperti sunga, danau, waduk dan rawa, tetapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas, sehingga ikan dapat pula hidup dan berkembang biak di perairan payau dan laut. Salinitas yang disukai antara 0-35 promil. Ikan nila air tawar dapat dipindakan ke air asin dengan proses adaptasi yang bertahap. Kadar garam air dinaikan sedikit demi sedikit. Berkaitan dengan habitatnya, ikan nila yang masih kecil lebih tahan terhadap perubahan lingkungan dibanding dengan ikan yang sudah besar (Suyanto,2003).
Panggabean (2009), menambahkan kualitas air yang sesuai dengan habitat ikan nila sebagai berikut :
- Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6- 8,5. Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
- Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 derajat C.
- Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.
Makanan dan Kebiasaan Makan Ikan Nila
Secara alami makanan ikan nila berupa plankton, perifiton dan tumbu-tumbuhan lunak seperti hydrilla, ganggang sutera dan klekap. Oleh karena itu ikan nila digolongkan kedalam omnivora (pemakan segala). Untuk budidaya, ikan nila tumbuh lebih cepat hanya dengan pakan yang mengandung protein sebanyak 20-25%. Dari penelitian lebih lanjut ternyata ikan nila ini kebiasaan makannya berbeda sesuai tingkat usianya. Benih-benih ikan nila ternyata lebih suka mengkomsumsi zoplankton, seperi rototaria, copepoda dan cladocera. Ikan nila ternyata tidak hanya mengkomsumsi jenis makanan alami tetapi ikan nila juga memakan jenis – jenis makanan tambahan yang biasa diberikan, seperti dedak halus, tepung bungkil kacang, ampas kelapa dan sebagainya. Kebiasaan lain ikan nila dewasa memiliki kemampuan mengumpulkan makanan diperairan dengan bantuan mucus (lendir) dalam mulut, makanan tersebut membentuk gumpalan partikel sehingga tidak muda keluar (Kordi , 1997).
Lebih lanjut Santoso (1996), menjelaskan bahwa ikan nila juga memakan hancuran sampah di dalam air (detrivor) yang berupa sampah lunak atau lembek. Namun pada proses pembudidayaannya tidak jarang jika nila juga memakan makanan baik nabati maupun hewani, sehingga ikan nila disebut juga ikan pemakan segala (omnivora). Berbeda dengan ikan lele yang aktif mencari makan pada malam hari, ikan nila aktif mencari makan pada siang hari. Pakan yang disukai oleh ikan nila adalah pakan ikan yang banyak mengandung protein terutama dari pakan buatan yang berupa pellet.
Persyaratan Lokasi Pembesaran
Persyaratan lokasi pembesaran nila menurut Panggabean (2009), adalah sebagai berikut:
a. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
b. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
c. Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl
d. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan.
e. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.
. Persiapan Kolam Pembenihan Ikan Nila
yang digunakan untuk pemijahan adalah ukuran 400-600 m2, berupa kolam tanah atau kolam tembok dengan dasar tanah. Sebelum dioperasionalkan kolam pembenihan perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapan kolam pembenihan meliputi pengeringan kolam, peerbaikan pematang, perbaikan kemalir, dan pemupukan (Khairuman dan Amri, 2008). Kordi (1997), menambahkan bahwa pengapuran merupakan salah satu pengelolaan tanah dalam persiapan kolam pembenihan.
Konstruksi Kolam
Kontruksi kolam yang digunakan merupakan penyempurnaan dari kontruksi sebelumnya yang menggunakan pintu monik sebagai out let.. Kontruksi ini tidak memerlukan kayu papan untuk menutup pintu pengeluaran kolam (outlet). Saat pemanenan cukup dengan memiringkan pipa sedikit demi sedikit sehingga larva tidak terbawa arus kuat, kematian larva dan induk pun relatif sangat sedikit. Tenaga kerja efisien dan efektif, yaitu cukup dua orang untuk kolam dengan luas 800 m2. Konstruksi dasar kolam dilengkapi dengan bak yaitu disebut dengan istilah kobakan berbentuk persegi panjang dengan luas sekitar 0,5 sampai 1,5% dari luas kolam, dan tingginya 50-70 cm. dibuat dekat outlet kolam, dengan fungsi utamanya adalah sebagai tempat berkumpulnya induk dan larva pada saat pemanenan. Saluran dasar kolam (kemalir) dibuat dari inlet hingga ke kobakan yang berfungsi untuk memudahkan induk dan larva dapat berkumpul dalam kobakan pada saat panen (Sucipto, 2008).

Komentar