belajar, budidaya, lengkap

Nelayan. cara budidaya, ikan patin,pemasaran ikan patin,

Budidaya ikan patin secara organik di kolam terpal terbukti lebih menguntungkan dibandingkan dengan budidaya ikan patin di kolam tanah.
Ini dikarenakan budidaya ikan patin di kolam terpal terbukti memiliki keunggulan, diantaranya adalah;Ikan patin kolam terpal lebih disukai konsumen, karena daging ikan patin tidak berbau lumpur. Hal ini dikarenakan ikan patin memiliki kebiasaan membawa makanannya kedasar lumpur. Sehingga ikan patin yang dibudidayakan dikolam tanah menghasilkan daging ikan yang berbau lumpur.
Proses budidaya lebih mudah, karena ikan patin yang dibudidayakan secara organik dikolam terpal lebih bersih, sehat, dan tidak mudah terserang penyakit.
Lebih hemat lahan dan hemat biaya. Sebab, pembuatan kolam terpal terbukti lebih mudah, murah dan minim perawatan dibandingkan kolam tanah yang harus menggali tanah, membutuhkan banyak tenaga kerja, dan membutuhkan banyak upaya perawatan. Kolam terpal juga lebih murah dibandingkan dengan cara budidaya ikan patin di kolam beton.
Ikan patin kolam terpal yang tidak berbau lumpur memiliki potensi pasar lebih luas, karena bisa di ekspor.
Itu adalah keunggulan budidaya ikan patin organik di kolam terpal. Nah, jika dulur sudah mantap untuk budidaya ikan patin di kolam terpal, berikut ini adalah cara budidaya ikan patin agar cepat besar dengan metode budidaya organik;
1. Syarat Lokasi Budidaya Ikan Patin
Lokasi budidaya ikan patin harus memenuhi beberapa syarat utama, seperti:Pastikan lokasi budidaya tidak terletak di daerah yang tercemar.
Sudah mendapatkan ijin dari desa atau instansi terkait.
Sumber air tidak terletak di dekat lahan pertanian, seperti padi, kubis atau lainnya yang banyak menggunakan pestisida.
Lokasi mudah dijangkau (aksesibilitas mudah), agar proses budidaya berjalan lancar.
Aman dari gangguan manusia atau hewan.
Tidak terletak didaerah rawan banjir.
Itu adalah syarat lokasi budidaya ikan patin. Selanjutnya, dulur perlu mengetahui bagaimana kualitas air ditempat dulur. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah panduannya.
2. Kualitas Air Yang Sesuai Untuk Ikan Patin
Ikan patin membutuhkan air yang berkualitas baik untuk hidup. Oleh karena itu, dulur perlu mengukur kualitas air sesuai dengan indikator berikut ini:Suhu; 27-32oC.
pH air; 6,5-8,5.
Oksigen terlarut harus lebih besar dari 3.
Kandungan Amoniak (NH3) harus kurang dari 0.01.
Kandungan Nitrit (NO2) harus kurang dari 1.
Kecerahan air harus tampak lebih dari 25 cm.
Jika pH air Anda kurang sesuai dengan panduan diatas, maka dulur bisa memberikan tambahan kapur pertanian/dolomit dengan takaran berikut:Jika pH <5,5 tambahkan dolomit sebanyak 0,2 kg/m2.
Jika pH 5,5-6,5 tambahkan dolomit sebanyak 0,15 kg/m2.
Jika pH 6,5 tambahkan dolomit sebanyak 0,1 kg/m2.
Setelah memastikan kualitas air dulur sesuai dengan panduan diatas, selanjutnya dulur bisa Siapkan kolam terpal yang berkualitas baik (tidak ada bocor). Jika dulur menggunakan kolam bundar, maka pilih yang berukuran sekitar 2 m.
Setelah memilih kolam yang sesuai, maka langkah selanjutnya adalah melakukan persiapan air kolam. Berikut ini adalah panduannya:
Pilih bibit ikan patin yang berukuran seragam dan tidak tampak adanya kecacatan.
Gerakannya lincah dan jika air didalam bak diputar, maka bibit akan bergerak melawan arus.
Warna tubuh bibit ikan patin berwarna cerah.
Bibit tampak responsif ketika diberi pakan.
Panjang tubuh bibit ikan patin disarankan untuk memilih yang berukuran 2-4 inchi.
Pastikan bibit ikan patin sudah terbiasa mengkonsumsi pelet.
Itu adalah panduan cara penyediaan bibit ikan patin. Setelah membilih bibit ikan patin yang sesuai, maka selanjutnya dulur bisa melakukan penebaran benih dengan cara berikut:
5. Cara Penebaran Bibit Ikan Patin
Penebaran bibit ikan patin harus dimulai ketika dulur memulai usaha budidaya ikan patin. Lakukan penebaran ikan patin ketika kolam sudah siap.
Berikut ini adalah cara penebaran bibit ikan patin Lakukan penebaran bibit ikan patin saat pagi atau sore hari. Ini bertujuan agar bibit ikan patin yang disebar tidak stress karena suhu panas kolam.
Pertama-tama, lakukan aklimatisasi terlebih dahulu pada bibit yang akan ditebar. Caranya, letakkan plastik kemasan bibit ke permukaan air kolam.
Setelah suhu dalam kantong bibit sudah sama dengan suhu pada kolam, kemudian sobek plastik agar bibit ikan keluar kekolam.
Setelah dipastikan bibit ikan sudah keluar semua, maka dulur bisa mulai untuk melakukan budidaya ikan patin.
Itu adalah panduan cara penebaran bibit ikan patin. Selanjutnya dulur hanya perlu melakukan perawatan ikan patin secara organik agar hasil panen dulur berlimpah.
6. Pemberian Pakan Ikan Patin
Pakan ikan patin perlu diberikan sesuai dengan umur dan ukuran ikan patin. Untuk panduan, berikut ini adalah panduan cara pemberian pakan ikan patin Pada saat bibit ikan patin berikuran 2 inchi, berikan pakan pelet dengan frekuensi 2 kali sehari (pada sekitar jam 9 pagi dan jam 5 sore).
Saat ikan sudah berusia 3 bulan, berikan pakan dengan kadar protein 28% dan berikan pakan 2 kali sehari.
Saat ikan sudah berusia >3 bulan, berikan pakan dengan kadar protein 21-24% dan berikan pakan 2-3 kali sehari.
Itu adalah panduan pemberian pakan ikan patin. Namun, ikan patin juga membutuhkan bantuan suplemen yang memiliki kandungan bakteri Bacillus yang berfungsi sebagai dekomposer sisa makanan dan bahan lain yang berbahaya didalam kolam.
Bisa juga dengan membuat pakan alternatif agar lebih hemat biaya. Pakan alternatif yang dapat digunakan untuk ternak ikan patin yaitu maggot.
Silakan baca artikel mengenai budidaya maggot pada link berikut ini
7. Pemberian Probiotik Untuk Ikan Patin
Seperti yang sudah diketahui, pemberian probiotik untuk ikan patin sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan patin.
Perlu dulur ketahui juga, dilansir dari Kementerian Perikanan dan Kelautan (kkp.go.id) dalam memaksimalkan kualitas pakan tentunya dibantu dengan penambahan probiotik yang dapat meningkatkan:Pertumbuhan ikan patin
Konversi pakan
Kelulushidupan ikan patin
Tentu saja dalam memilih probiotik, dulur bisa menggunakan probiotik ikan yang terbuat dari bahan-bahan organic yang juga mengandung bakteri baik, dalam menjaga kualitas air maupun pada masa perawatan.
Dengan hasil yang lebih maksimal, penggunaan probiotik ikan patin dapat mempercepat hasil panen ikan patin.
Masa panen ikan patin yang berkisar 6 sampai 12 bulan, tentunya dapat lebih maksimal hasinya.
Tentu saja hasil panen ikan patin yang dulur inginkan, disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Hal ini juga berkaitan dengan kualitas harga jual dan rate harga yang ditentukan.
Bagi dulur pemula maupun yang sudah lama, tentu saja dalam membudidayakan ikan patin perlu teknis dan pemberian dosis probiotik yang tepat.Tidak hanya menghasilkan keuntungan budidaya ikan patin yang memiliki daya jual yang bagus, namun juga dapat menekan FCR serta biaya lainnya.
Lebih cepat panen dan kualitas ikan patin lebih bagus pastikan memilih probiotik ikan patin yang tepat.
Tak perlu ragu lagi dulur, segera hubungi tim teknis kami mengenai budidaya ikan patin serta mengetahui dosis probiotik ikan patin Banyak pebisnis pemula yang kebingungan, sebaiknya memilih bisnis apa sebagai awal perjalanan bisnisnya.
Sebagian memilih berbisnis kuliner, sebagian lagi mencoba peruntungannya di bidang tekstil, ada juga yang berjual beli properti, dan masih banyak lagi.emua jenis bisnis ini mungkin sudah sangat umum di telinga Anda.
Tapi pernahkah Anda terpikir bahwa semakin umum sebuah bisnis, semakin banyak juga pemain di dalamnya, artinya semakin banyak pula pesaing bisnis Anda.
Oleh karena itu, Finansialku mengajak Anda melihat sebuah bisnis yang belum umum, yakni budidaya ikan patin.
Jangan kaget dulu, bisnis ini juga bisa memberi banyak keuntungan jika dilakukan dengan tekun dan benar lho Namun kesimpulannya, bisnis apapun yang Anda pilih membutuhkan pengaturan keuangan yang baik untuk bisa berjalan dengan sukses.
Percuma memulai bisnis yang baik jika tidak diimbangi dengan sistem keuangan yang tepat.
Nah, kini sudah yakin mau berbisnis budidaya ikan patin? Yuk simak bagaimana cara budidaya ikan patin yang menguntungkan agar bisa cepat panen dan menikmati hasilnya!
Peluang Usaha Budidaya Ikan Patin
Jika awalnya budidaya ikan merupakan sebuah hobi, maka kini ini juga bisa dijadikan peluang bisnis lho. Salah satunya adalah budidaya ikan patin. Mengapa ikan patin?
Sebagaimana kita ketahui bersama, ikan patin ini merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang ekonomi untuk dibudidayakan.
Ikan patin juga sudah dikenal di mana-mana khususnya di masyarakat Indonesia, dan sudah tersebar sampai ke pelosok di pedesaan, bahkan banyak yang menggemarinya.Ikan patin atau kerap dikenal dengan bahasa ilmiah bernama Pangasius hypophthalmus merupakan ikan sejenis lele yang termasuk dalam golongan catfish.
Keduanya sama-sama memiliki kumis atau sungut dengan karakteristik tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya.
Ikan ini memiliki habitat asal di sungai kawasan Kalimantan, Sumatra, dan Jawa. Ukuran maksimal ikan patin dapat mencapai 1-2 meter.
Mengapa budidaya ikan patin saat ini tergolong salah satu usaha yang cukup potensial? Tentu Anda ingin tahu kenapa alasannya.Penyebabnya adalah karena saat ini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terkait pembatasan kuota impor ikan, sehingga peningkatan produksi ikan dalam negeri menjadi tumpuan kebutuhan pasar lokal.
Ikan patin merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan cepat, sehingga budidaya ikan patin menjadi alternatif dalam menangani hal tersebut.
Perlu Anda tahu budidaya ikan patin di kolam tergolong sangat cepat, dalam waktu 6 bulan ikan ini bisa tumbuh dengan panjang mencapai 35-40 cm dengan berat 1 kg, selama pemeliharaan dilakukan secara teratur.
Selain itu, harga jual ikan patin juga tergolong cukup tinggi, dan peminatnya tidak kalah banyak dengan lainnya. Jadi Anda bisa memperoleh untung cukup besar dari bisnis ini Hal yang menarik lagi ikan patin banyak dicari pembeli karena kaya akan kandungan gizi dan manfaat.
Ikan patin memiliki kandungan lemak rendah ketimbang jenis ikan lainnya.
Kandungan lemak esensial DHA (4,74 %), EPA (0,31 %), dan lemak tak jenuh USFA (50%).
Artinya ikan patin memiliki kandungan kolesterol rendah (21-39 mg/100 gram), maka bagus untuk dikonsumsi dan cocok untuk Anda yang sedang menjalankan program diet Dengan demikian, meski harganya cukup tinggi ikan patin tidak pernah sepi peminat.
Luar biasa bukan? Sudah berminat budidaya ikan patin?
Yuk simak bagaimana cara budidaya ikan patin yang menguntungkan agar bisa cepat panen dan menikmati hasilnya!
Cara Budidaya Ikan Patin agar Cepat Panen
Umumnya, banyak pebisnis pemula yang menghindari bisnis budidaya semacam ini. Alasannya karena takut gagal dan langsung terbayang repotnya berbudidaya ikan.
Namun tahukah Anda bahwa budidaya ikan patin tidak sesusah yang Anda bayangkan lho.
Anda bisa dengan mudah melakukannya dengan beberapa tips berikut ini, dijamin Anda akan lebih cepat panen dan memperoleh untung
Lokasi merupakan hal yang utama saat berbudidaya ikan patin, karena pada dasarnya ikan patin memiliki habitat yaitu di alam bebas atau sungai.
Untuk budidaya ikan patin ini Anda harus memahami syarat lokasi yang cocok untuk habitat ikan patin.Oleh karena itu, disarankan Anda memperhatikan beberapa hal berikut saat akan memilih lokasi budidaya ikan patin:
Pilih lokasi budidaya ikan patin dengan jenis tanah lempung, karena cocok untuk dijadikan kolam.
Usahakan lokasi berada ditempat yang terbuka, mendapatkan penyinaran matahari
Kualitas air, usahakan air untuk mengairi kolam budidaya ikan patin bersih, tidak keruh atau tercemari limbah berbahaya.
Suhu air pada kolam yang ideal 26-28 derajat Celcius.
pH air dengan keasaman 6,5-7 (pH standar).
Alternatif lokasi lainnya untuk budidaya ikan patin yaitu model karamba, hal ini bisa diterapkan jika dilingkungan Anda dekat dengan sungai, bendungan, maupun irigasi lainnya dengan arus yang tidak besar.
Untuk membuat kolam Anda bisa bentuk seperti kolam pada ternak lele, karena budidaya ikan patin hampir sama dengan lele.
Faktor sukses budidaya ikan patin kedua terletak pada bibit ikan patin itu sendiri.
Jika Anda baru belajar budidaya ikan patin, kami menyarankan Anda untuk menggunakan bibit yang dibeli dari peternak, selain lebih cepat, kualitas bibit sudah tidak diragukan lagi.
Setelah Anda berhasil budidaya ikan patin, Anda belajar tahap pemijahan bibit patin sendiri.
Dalam memilih bibit ikan patin, Anda sebaiknya memperhatikan 4 faktor berikut:Cermati fisik (kesehatan bibit) bibit, di mana benih patin berkualitas memiliki tubuh proposional, dengan ciri berikut ini:Ukuran antara kepala dan tubuh seimbang.
Memiliki pergerakan lincah, sungut sempurna, tidak ada luka, warna tubuh terlihat mengkilat dan cerah.Ukuran benih patin yang seragam, untuk menghindari kasus kanibal meskipun hal tersebut jarang terjadi.
Pastikan benih yang Anda gunakan berasal dari induk berkualitas unggul, dan bukan hasil pemijahan dari kekerabatan dekat atau inbreeding.
Tanyakan penyakit kepada penangkarnya, apakah bibit tersebut pernah terjangkit penyakit atau tidak. Tanyakan pula bagaimana perlakuan bibit sebelumnya, apakah menggunakan probiotik, vitamin, atau antibiotik.belajar, budidaya, lengkap
Sistem budidaya monokultur dan polikultur dalam sektor perikanan ini dilakukan dalam rangka efisiensi dan optimalisasi penggunaan lahan yang semakin hari semakin terbatas. Kedua sistem ini sudah banyak yang menerapkan oleh masyrakat umum dan para akademisi juga tidak sedikit yang menjadikan kedua sistem ini sebagai objek penelitian. Yuk simak apa saja perbedaan kedua sistem ini.
Sejarah perikanan budidaya atau akuakultur di dunia sudah dimulai sejak 2000 SM yang artinya kegiatan budidaya telah berlangsung selama kurang lebih 4000 tahun lamanya. Budidaya ikan dikenal pertama kali di negeri China lalu berkembang dan tersebar ke banyak negara, salah satunya Indonesia. Perkembangan awal budidaya air payau tercatat pertama kali di Indonesia lalu tersebar ke negara-negara tetangga, seperti Thailand, Taiwan, Malaysia dan Filipina. Terlepas dari sejarahnya yang sangat panjang, kegiatan budidaya menjadi salah satu sumber penghidupan bagi banyak orang. Perikanan budidaya membantu mencukupi kebutuhan pasokan ikan baik skala lokal maupun global. Dari segi lingkungan, kegiatan perikanan budidaya yang ramah lingkungan menjadi salah satu cara dalam mencegah kepunahan biota akuatik yang terancam akibat penangkapan yang berlebihan dan/atau lingkungan yang telah mengalami kerusakan. Kini, perikanan budidaya semakin gencar untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari program-program yang dilayangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Perikanan dan Kelautan. Dirjen Perikanan dan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan bahwa target produksi perikanan budidaya tahun 2021 naik 1,03 juta ton dari target produksi tahun sebelumnya, yaitu menjadi 19,47 juta ton yangBudidaya Ikan – Budidaya merupakan usaha yang dapat memberikan manfaat dan hasil, atau suatu sistem yang digunakan untuk memproduksi sesuatu di bawah kondisi buatan. Salah satu budidaya yang banyak dilakukan oleh masyarakat adalah budidaya ikan, terutamanya untuk ikan konsumsi. Ikan konsumsi merupakan jenis-jenis ikan yang biasanya dimakan atau dikonsumsi oleh manusia. Pengelompokkan ikan konsumsi didasarkan pada habitat hidup dan juga berdasarkan usaha dalam memperoleh ikan tersebut. Berdasarkan habitat hidupnya, ikan konsumsi biasanya didapatkan dari air laut, air Budidaya ikan merupakan salah satu bentuk budidaya perairan yang khusus membudidayakan ikan, baik itu di kolam atau tempat lainnya guna menghasilkan bahan pangan, ikan hias, dan rekreasi (pemancingan). Ikan air tawar merupakan jenis-jenis ikan yang paling banyak dibudidayakan. Sebab, ikan air tawarlah yang paling mudah dalam proses pembudidayaannya. Contoh ikannya adalah ikan lele dan ikan patin. Informasi selengkapnya mengenai kedua jenis ikan ini dapat anda simak di bawah ini.
Ikan Lele Untuk Dibudidayakan Ikan lele yang memiliki nama latin Clarias sp. ini merupakan jenis ikan yang cukup popular dikalangan masyarakat Indonesia. Meskipun memiliki penampilan dengan kepala yang keras, tapi dagingnya lunak, durinya sedikit, rasanya gurih saat diolah, dan harganya murah. Bagi peternak ikan, ikan ini juga digemari karena perawatannya yang mudah, cepat besar, dan harganya stabil di pasaran. Dalam budidaya ikan lele harus dipilih indukan yang berkualitas untuk pemijahan. Indukan lele yang siap memijah dapat diketahui dengan ciri calon induk jantan dan betinanya terlihat mulai berpasang-pasangan dan kejar-kejaran Budidaya Ikan – Salah satu jenis ikan yang digemari oleh masyarakat Indonesia adalah ikan nila. Ikan ini memiliki rasa yang gurih dan lezat setelah diolah
Budidaya Ikan – Salah satu jenis ikan yang digemari oleh masyarakat Indonesia adalah ikan nila. Ikan ini memiliki rasa yang gurih dan lezat setelah diolah. Inilah yang membuat permintaan ikan nila di pasaran tidak pernah sepi, baik itu untuk rumah tangga ataupun industri pengolahan ikan. Maka, tak heran jika banyak yang menjadikan hal tersebut sebagai prospek usaha untuk budidaya ikan nila. Prospek Usaha Budidaya Ikan Nila
Bila kita insan perikanan Indonesia (nelayan, pembudidaya ikan, pengusaha perikanan, jajaran birokrasi pemerintah, peneliti, akademisi, LSM, dan stakeholders lainnya) ingin dianggap berjasa oleh rakyat Indonesia, maka kita harus bekerja cerdas, keras, sinergis dan ikhlas untuk menjadikan sektor KP (Kelautan dan Perikanan) memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengatasi sejumlah permasalahan bangsa dan, secara simultan menjadikan Indonesia sebagai bangsa besar yang maju, sejahtera, dan mandiri. Untuk itu, sektor KP harus mampu meningkatkan kesejahteraan seluruh pelaku perikanan (khususnya para nelayan dan pembudidaya ikan tradisional), menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor, meningkatkan volume dan nilai ekspor, meningkatkan nilai tambah, mengembangkan multiplier effects, dan memperbesar kontribusinya bagi PDRB (perekonomian daerah) maupun bagi PDB (perkeonomian nasional) secara signifikan dan berkelanjutan (sustainable).

Salah satu jenis usaha perikanan yang sangat berpeluang untuk memberikan kontribusi signifikan dan cepat bagi terwujudnya Indonesia yang maju dan adil-makmur adalah usaha budidaya tambak udang. Sedikitnya ada lima alasan yang mendasari keyakinan dan optimisme penulis terhadap ’si bongkok’ (udang) yang satu ini. Pertama, permintaan (demand) udang, baik untuk pasar domestik maupun ekspor, cenderung terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Harganya pun relatif stabil, bahkan cenderung semakin mahal. Sampai sekarang, udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang termahal, lebih dari US$ 5 per kg harga di lokasi tambak. Dan, dari total nilai ekspor perikanan tahun 2011 sebesar US$ 3,2 miliar, lebih dari setengahnya (US$ 1,2 miliar) berasal dari udang. Kedua, Indonesia memiliki areal lahan pesisir, yang cocok (suitable) untuk usaha budidaya tambak udang, terluas di dunia, sekitar 1,22 juta ha. Apalagi, dengan teknologi biocrete (dasar tambak dilapisi plastik tebal), lahan pesisir betekstur pasir pun lebih baik untuk budidaya udang. Maka, lahan pesisir yang cocok untuk usaha budidaya tambak udang bakal semakin luas. Ini berarti Indonesia sesungguhnya juga memiliki potensi produksi (supply capacity) udang tambak yang terbesar di dunia.
Ketiga, udang tambak dapat diproduksi secara masal (volume yang sangat besar), ukuran dan kualitas bisa diatur menjadi relatif seragam dan baik, dan waktu produksi bisa diatur secara reguler. Dengan perkataan lain, udang memenuhi segenap persyaratan untuk ’di-industrialisaikan’, alias dilipat-gandakan nilai tambahnya. Keempat, dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menghasilkan multiplier effects yang besar dan luas.

Kelima, sejak Program Udang Nasional pada 1982 sampai 1995 dengan tingkat produksi rata-rata 250.000 ton/tahun, Indonesia pernah menjadi produsen dan sekaligus pengekspor udang tambak terbesar di dunia. Sayang, kita kurang disiplin dan taat azas dalam menerapkan Cara Budidaya Udang Yang Baik (Best Aquaculture Practices) dan abai melakukan pumuliaan (genetic improvement) bibit dan benih udang. Akibatnya, setelah mencapai produksi udang tertinggi (300.000 ton) pada 1995, produksi udang nasional turun drastis menjadi hanya sekitar 150.000 ton pada tahun 1996 sampai 1999 lantaran serangan wabah penyakit (MBV, white spot, dan lainnya). Kemudian, sejak berdirinya DKP pada akhir September 1999, produksi udang mulai menggeliat lagi. Lalu, sejak dibudidayakan udang Vaname pada November 2001, produksi udang nasional cepat meningkat, dan mencapai puncaknya pada 2008 sebesar 400.000 ton. Kembali, karena rendahnya disiplin para petambak dan pengusaha pembenihan (hatchery) dengan mengimpor induk udang Vaname yang tidak bebas penyakit (Specific Pathogen Free), sejak 2009 banyak tambak udang Vaname yang gagal panen akibat ledakan virus Myo. Akibatnya, sejak itu produksi udang nasional pun merosot lagi.

Dengan lima alasan diatas, udang diyakini bisa kembali menjadi komoditas primadona Indonesia, seperti halnya ikan tuna, rumput laut, sawit, kopi, teh, dan cokelat. Bayangkan, apabila kita mampu mengusahakan 200.000 ha tambak udang Vaname (12% total potensi lahan pesisir yang sesuai untuk tambak) dengan produktivitas rata-rata 20 ton/ha/tahun atau 50% dari produktivitas rata-rata nasional selama ini, maka dapat kita produksi 4 juta ton udang Vaname/tahun. Dengan harga rata-rata di tambak saat ini US$ 5/kg, maka pendapatan kotornya mencapai US$ 20 miliar/tahun. Kalau 50 persen saja diekspor, berarti kita bisa meraup devisa US$ 10 miliar setiap tahunnya. Sekedar perbandingan, pada 2011 total nilai ekspor TPT (tekstil dan produk tekstil) Indonesia hanya US$ 13, 7 miliar, dan sawit US$ 12,6 miliar. Karena setiap hektar usaha budidaya tambak udang memerlukan 4 orang (on farm), maka lapangan kerja yang tercipta sekitar 800.000 orang. Belum lagi tenaga kerja yang terlibat di kegiatan off-farm dari tambak ini, sekitar 2 orang/ha tambak.

Untuk udang windu yang merupakan spesies asli Indonesia, sebaiknya kita gunakan teknologi semi-intensif untuk mengusahakan 400.000 ha (30% dari total lahan potensial untuk tambak) tambak yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Dengan produktivitas rata-rata 4 ton/ha/tahun, maka dapat diproduksi 1,6 juta ton udang windu/tahun. Dengan harga jual di tambak rata-rata US$ 8/kg, maka pendapatan kotor yang diperoleh US$ 12,8 miliar/tahun. Jumlah tenaga kerja untuk aktivitas di tambak (on farm) sekitar 800.000 orang, dan untuk off farm sekitar 1,6 juta orang.
Penyebab Rendahnya Kinerja Tambak Udang
Dengan memiliki potensi terbesar di dunia, lalu mengapa produksi, nilai ekspor, dan rata-rata kesejahteraan petambak udang Indonesia lebih rendah ketimbang Thailand, China, India, dan Vietnam?. Berikut adalah sejumlah faktor yang menyebabkan kinerja usaha budidaya tambak udang Indonesia kurang optimal.
Pertama, kecuali perusahaan-perusahaan besar dan menengah (seperti PT. Central Pertiwi Bratasena, PT. Wahyuni Mandira, PT. Monodon Kencana, PT. Pasahari-Maluku Tengah, dan tambak milik anggota Shrimp Club Indonesia), hampir semua tambak rakyat (yang menggunakan teknologi tradisional dan semi-intensif) belum menerapkan Cara-cara Budidaya Udang Yang Baik (Best Aquaculture Practices). Cara Budidaya Udang Yang Baik itu meliputi: (1) penggunaan benur unggul yakni yang bebas penyakit (Spesific Pathogen Free), tahan terhadap serangan penyakit (Spesific Pathogen Resistant), dan cepat tumbuh; (2) pemberian pakan berkualitas secara tepat dan benar; (3) pengendalian hama dan penyakit secara benar; (4) pengelolaan tanah dasar dan kualitas air tambak yang baik; (5) tata letak (lay out) dan teknik perkolaman (pond engineering) secara benar; dan (6) biosecurity (keamanan hayati). Akibatnya, produktivitas dan efisiensi usaha tambak udang Indonesia kalah dibanding dengan Thailand, Vietnam dan India. Lebih dari itu, serangan wabah penyakit pun acap kali melanda tambak-tambak udang kita, yang berujung pada kegagalan panen.
Kedua, tata ruang wilayah pesisir pada umumnya tidak mendukung produktivitas dan keberlanjutan (sustainability) usaha budidaya tambak udang. Tingginya laju konversi lahan tambak untuk kawasan industri, pemukiman, perkotaan, pusat bisnis, dan peruntukan lainnya menunjukkan betapa tata ruang wilayah tidak berpihak pada usaha tambak udang. Saluran irigasi tambak hampir semuanya merupakan bagian (ujung atau hilir) dari sistem saluran irigasi pertanian (sawah). Sehingga, air tawar yang digunakan untuk budidaya tambak udang, sebagian besar mengandung sisa pupuk, pestisida dan limbah pertanian lainnya. Limbah dan sampah yang berasal dari berbagai macam kegiatan manusia (industri, pemukiman, perkotaan, dan lainnya) di daratan lahan atas pada umumnya dibuang ke sungai dan laut, tanpa diolah atau dinetralkan (treatment) lebih dahulu. Sehingga, air dari perairan pesisir dan laut, yang merupakan sumber air untuk budidaya tambak udang, seringkali dalam keadaan tercemar. Kondisi semacam inilah yang ditenggarai turut memicu peledakan wabah penyakit dan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangbiakan udang di tambak kurang optimal, terutama di Pantura, pesisir Sulawesi Selatan, dan wilayah pesisir lain yang padat penduduk dan tinggi tingkat industrialisasinya. Tingginya pengendapan (sedimentasi) di muara-muara sungai dan saluran irigasi tambak akibat penggundulan hutan dan pengelolaan lahan atas (upland management) yang buruk juga berdampak negatip terhadap usaha budidaya tambak udang.

Ketiga, ketersediaan benur unggul dan pakan berkualitas, terutama bagi petambak di luar Jawa dan Lampung, sangat terbatas. Harga benur dan pakan dengan kualitas yang sama lebih mahal di Indonesia ketimbang di Thailand, Vietnam dan India yang merupakan negara-negara pesaing utama kita. Demikian juga halnya dengan BBM untuk tambak udang intensif dan semi intensif, selain harganya lebih mahal (karena tidak mendapat subsidi) dibandingkan dengan yang berlaku di ketiga negara itu, juga ketersediaannya acap kali terbatas. Padahal, benur, pakan, dan BBM menyedot sekitar 80 persen dari seluruh biaya produksi budidaya udang di tambak intensif maupun semi intensif.

Keempat, infrastruktur (jaringan jalan, listrik, dan telkom) di kawasan pertambakan udang (wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil) pada umumnya buruk. Kondisi ini menyebabkan biaya transportasi udang hasil panen dari kawasan pertambakan udang ke kawasan industri pengolahan udang dan cold storage, daerah konsumen (pasar) domestik, maupun pelabuhan ekspor menjadi mahal. Demikian juga halnya dengan biaya transportasi benur, pakan, BBM dan saran produksi tambak udang lainnya dari daerah produksinya ke kawasan pertambakan udang.

Kelimat, SDM dan Kelembagaan Pembudidaya. Pembudidaya tambak umumnya memperoleh pengetahuan dan ketrampilan budidaya tambak secara turun-temurun. Penerapan teknologi khususnya dalam budidaya udang lebih banyak diperolehnya melalui pengalaman dari pembudidaya tambak lainnya, tanpa pemahaman yang mendasar tentang teknologi (cara) budidaya udang yang baik. Kelembagaan kelompok petambak yang merupakan salah satu prasyarat untuk menerapkan SCHM (Shrimp Culture Health Management) secara benar masih lemah. PTL/PPL (Petugas Teknis Lapangan/Petugas Penyuluh Lapangan) sebagai ujung tombak dalam pembinaan/penyuluhan budidaya tambak di lapangan masih sangat kurang, baik dalam jumlah maupun tingkat pengetahuan/ ketrampilannya.

Keenam, usaha budidaya tambak udang merupakan salah satu usaha perikanan yang padat modal. Sebagai gambaran, biaya modal kerja budidaya udang dengan teknologi sederhana (ekstensif) mencapai sekitar Rp. 15 juta/ha, semi-intensif Rp. 60 juta/ha dan intensif lebih dari Rp. 100 juta/ha. Di lain pihak pembudidaya tambak umumnya sangat lemah dalam menyediakan modal, dan akses mereka terhadap kredit perbankan maupun lembaga keuangan non-bank pun sangat rendah. Setelah peledakan wabah penyakit udang yang menyebabkan banyak usaha budidaya tambak udang bangkrut di pertengahan tahun 1990-an, sampai sekarang lembaga perbankan menganggap usaha budidaya tambak udang sebagai usaha yang kurang atau tidak ’bankable’. Selain itu, tingkat suku bungan bank di Indonesia, kini sekitar 12 persen, merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Sekedar perbandingan, saat ini suku bunga pinjaman bank di Thailand, Malaysia, India, China dan Jepang berturut-turut hanya sebesar 3 persen, 4 persen, 6 persen, 5 persen, dan 0,5 persen (Bank Dunia, 2011) . Lemahnya permodalan pembudidaya tambak dan belum adanya skim kredit untuk usaha budidaya udang, menyebabkan pembudidaya sulit menerapkan teknologi budidaya udang sesuai anjuran dan potensi sumberdaya yang ada belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Dan, sulit pula untuk memenuhi skala ekonomi (economy of scale) usahanya. Pada umumnya perbankan di Indonesia hanya mau memberikan pinjaman kredit kepada perusahaan-perusahaan budidaya tambak udang berskala besar.

Solusi Permasalahan
Untuk mengatasi sejumlah permasalahan diatas tepat pada jantungnya, sehingga kita dapat membangun usaha ekonomi budidaya tambak udang nasional yang produktif, efisien, berdaya saing, berkeadilan, dan berkelanjutan, maka kita mesti melaksanakan program (langkah-langkah) sebagai berikut.
Pertama, penataan ulang tata ruang wilayah pesisir agar kondusif bagi tumbuh kembangnya usaha budidaya tambak udang; dan pengendalian pencemaran, baik yang berasal dari kegiatan manusia dan pembangunan yang terdapat wilayah pesisir maupun di wilayah hulu (upland areas).

Kedua, melakukan revitalisasi tambak-tambak udang yang hingga kini masih mangkrak (iddle), yang jumlahnya mencapai 200.000 ha yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara, khususnya di Pantura, Lampung, Aceh, Sulawesi Selatan, dan NTB. Bergantung pada kondisi ekologis (biofisik) dan sosial-ekonomi-budaya masyarakat nya, pilihan komoditas di setiap wilayah adalah: (1) monokultur udang windu, (2) monokultur udang vaname, (3) polikultur udang wiindu dengan rumput laut Gracilaria spp, atau (4) polikultur udang windu, Gracilaria spp, dan ikan bandeng. Pilihan teknologi budidaya tambak udang berupa: (1) tradisional (ekstensif), (2) semi intensif, atau (3) inetnsif. Yang pasti, apapun pilihan komoditas dan teknologi nya, kita harus menerapkan Cara Budidaya Udang Yang Baik secara tepat, benar, dan konsisten.
Ketiga, melakukan peningkatan produktivitas dan efisiensi terhadap usaha tambak udang yang sampai sekarang masih bertahan dan menguntungkan secara berkelanjutan. Caranya dengan menerapkan Best Aquaculture Practices, perbaikan manajemen usaha, peningkatan kualitas SDM petambak udang, pengurangan pencemaran perairan, dan perbaikan tata ruang wilayah agar kondusif bagi kinerja usaha budidaya tambak udang.
Keempat, karena potensi lahan pesisir di seluruh Indonesia yang sesuai untuk usaha tambak sekitar 1,22 juta ha, dan hingga kini baru diusahakan untuk tambak seluas 400.000 ha, maka untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen udang terbesar di dunia, kita bisa membuka lahan usaha tambak udang baru dengan menerapkan tata ruang wilayah yang benar, Best Aquaculture Practices, pengendalian pencemaran, dan manajemen usaha (bisnis) secara terpadu dari produksi, industri pasca panen, dan pemasaran.
Kelima, pemerintah c.q. KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) harus mendorong dan memfasilitasi sektor swasta untuk berinvestasi mengembangkan usaha pembenihan (hatchery) dan pabrik pakan untuk menghasilkan benur unggul dan pakan berkualitas dengan harga relatif murah (setidaknya sama dengan harga di Thailand, China, dan negara-negara produsen udang lainnya) dan jumlah (kuantitas) yang dapat memenuhi usaha budidaya tambak udang di seluruh wilayah NKRI. Di daerah-daerah sentra produksi tambak udang, dimana sektor swasta belum mau berinvestasi, KKP harus membangun usaha hatchery dan pabrik pakan untuk memenuhi kebutuhan benur dan pakan di daerah-daerah tersebut.


Keenam, KKP harus bencmarking atau melakukan kajian tentang harga BBM untuk tambak udang di Malaysia, Thailand, Vietnam, China, dan India. Lalu, tetapkan harga BBM untuk tambak intensif dan semi intensif sebesar harga di negara-negara tersebut, atau kalau dapat lebih murah. Selain itu, jumlah kuota BBM harus mencukupi untuk usaha tambak intensif dan semi intensif di seluruh wilayah Nusantara.
Ketujuh, perbaiki dan bangun infrastruktur baru (jaringan irigasi tambak, jaringan jalan, listrik, dan telkom) di dalam kawasan pertambakan udang dan yang menghubungkannya dengan daerah pemasaran udang di wilayah nasional maupun pelabuhan ekspor.
Kedelapan, pemerintah harus menyediakan skim kredit khusus untuk usaha budidaya tambak udang, termasuk untuk usaha industri hulu dan industri hilirnya, dengan suku bunga dan persyaratan pinjam yang semurah dan selunak di Malaysia, Thailand, Vietnam, dan China.
Kesembilan, pemerintah c.q. KKP dan pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten) harus menyediakan tenaga penyuluh berkualitas dan penuh dedikasi dengan jumlah mencukupi kebutuhan usaha budidaya tambak udang. Hal ini sangat penting (urgent) untuk peningkatan kapasitas teknologi budidaya, manajemen, dan etos kerja para pembudidaya tambak udang melalui program DIKLATLUH secara benar, sistematis, dan berkelanjutan.
Kesepuluh, pemerintah bekerjasama dengan swasta harus terus menerus secara kreatif dan inovatif memperdalam dan mengembangkan pasar baru, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Kesebelas, dalam jangka panjang kita mesti secara sistemik dan berkesinambungan memperkuat dan mengembangkan industri yang menghasilkan peralatan dan mesin tambak udang seperti kincir air tambak (pedal wheel), automathic feeder, dan lainnya. Sehingga, produktivitas, daya saing, nilai tambah, dan multiplier effects dari sektor usaha budidaya tambak udang dapat kita kembangkan lebih besar dan luas. Demikian juga halnya dengan aktivitas penelitian dan pengembangan (R & D) yang terkait dengan usaha budidaya tambak udang.
Keduabelas, pemerintah c.q. KKP harus mendorong dan memfasilitasi pola kerjasama kemitraan antara petambak udang dengan pengusaha industri pengolahan dan ekportir udang berdasarkan pada prinsip yang saling mengungtungkan (a win-win cooperation), saling menghormati, dan dilandasi oleh semangat Indonesian Aquaculture Incorporated. Kongkritnya, baik petambak, pengolah, dan eksportir harus saling menjaga bahwa masing-masing pihak harus mendapatkan keuntungan yang wajar sesuai harga pasar. Lebih dari itu, masing-masing harus berusaha maksimal untuk menghasilkan produk dan jasa yang terbaik, bukan hanya pada tingkat nasional, tetapi juga pada tingkat global. Atas dasar kesepakatan kerjasama di atas, KKP mesti terus melakukan pemantauan, evaluasi, dan koreksi bilamana diperlukan. Untuk ini, KKP bias bekerjasama dengan Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI).
Saya sangat optimis, jika pemerintah, petambak udang, industri pengolahan udang dan eksportir serta stakeholders lainnya menyumbangkan kemampuan terbaiknya dan bekerjasama secara sinergis untuk mengimplentasikan segenap program dan langkah kongkrit sebagaimana diuraikan diatas, maka Indonesia akan mampu menjadi produsen udang tambak terbesar di dunia, yang turut membantu Indonesia menjadi bangsa besar yang maju, adil-makmur dan berdaulat dalam waktu tidak terlalu lama, tahun 2025 insya Allah.
belajar budidaya ikan nila


lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila berdaging padat, tidak mempunyai banyak duri, mudah disajikan dan mudah didapatkan di pasaran (Yans, 2005). Di Indonesia, ikan nila menjadi salah satu produk unggulan dalam Program Minapolitan, yaitu program pengembangan produk perikanan sebagai penyangga perekonomian suatu daerah (KKP, 2010).Seiring dengan perluasan usaha budidaya, permintaan pasar untuk ikan nila terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun usaha budidaya tetap saja tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang timbul seperti masih rendahnya kualitas benih, tidak tersedianya benih setiap saat secara berkesinambungan, rendahnya fertilisasi telur dan derajat tetas telur. Salah satu penyebab penurunan kualitas telur dan larva dikarenakan rendahnya kualitas pakan induk yang diberikam.
Dalam proses pembenihan ikan nila, secara umum induk diberi pakan komersil untuk pembesaran. Sebaiknya pakan yang diberikan pada induk merupakan pakan yang dibuat khusus untuk tujuan pembenihan, agar hasil yang diperoleh optimal baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas benih. Salah satu cara untuk memperoleh hasil pembenihan ikan yang optimal dengan memperbaiki kinerja reproduksi yang dapat ditingkatkan dengan cara melakukan perbaikan kualitas nutrisi pakan induk. Unsur nutrien yang harus ada dalam pakan induk ikan antara lain vitamin E dan asam lemak (Suria et al., 2006).
Vitamin E memiliki peranan yang sangat penting dan menentukan dalam reproduksi ikan. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh pada sel. Sebagai antioksidan, vitamin E dapat melindungi lemak supaya tidak teroksidasi, misalnya lemak atau asam lemak yang terdapat pada membran sel, sehingga proses embriogenesis berjalan dengan normal dan hasil reproduksi dapat ditingkatkan. Tepung ikan merupakan salah satu bahan pakan sumber protein hewani yang sering digunakan untuk menyusun pakan. Sampai saat ini sebagian besar pemenuhan tepung ikan untuk pakan masih tergantung pada impor.
Produksi dalam negeri hanya mampu menyediakan sekitar 5% dari yang diperlukan, sedangkan penggunaan tepung ikan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Tepung ikan berkualitas mengandung protein 60-80% dan ikan mampu mencerna pakan dengan baik sebesar 80-90% (Lovell, 1989). Untuk mengganti tepung ikan yang mahal dapat diberikan solusi dengan memanfaatkan ikan rucah yang dapat diolah sebagai pengganti tepung ikan impor. Persentase proteintepung ikan rucah berkisar antara 40-65%. Kandungan protein tepung ikan rucah tidak berbeda jauh dengan kandungan protein tepung ikan impor, sehingga dapat dijadikan solusi untuk mengganti bahan baku pembuatan pakan ikan dari tepung ikan impor menjadi tepung ikan rucah.Panen merupakan momen yg paling dinantikan, termasuk pada budidaya ikan nila. pada waktu melakukan pemanenan, pembudidaya ikan nila pastinya ingin mendapatkan keuntungan besar .
ketika melakukan pemanenan, poly cara yg harus dilakukan. keliru satunya merupakan memilih jenis ikan nila apa sajakah yang bisa dipilih buat dipanen. ialah, tidak sembarang jenis ikan nila yg bisa dipilih buat segera dipanen.
umumnya, umur serta bobot panen memang wajib diperhatikan menggunakan baik serta benar. sebab, Bila umur dan bobot panen tidak sinkron dengan yg diinginkan, pasar, maka akan mengganggu penerimaan di tingkat konsumen.
Ikan nila nila yang telah mampu dipanen harus mencapai usia sekitar 4 bulan. Walaupun usia ikan nila sudah mencapai 4 bulan, bobot ikan nila juga menjadi pertimbangan. Ikan nila wajib memiliki bobot kurang lebih 300 gr per ekornya. Selain itu, pemanenan wajib kita terapkan menggunakan baik serta sahih. agar ikan nila tidak tersakiti, kita wajib melakukan pemanenan menggunakan melakukan penjaringan atau menangkap langsung dengan tangan.
Panen merupakan momen yg paling dinantikan, termasuk pada budidaya ikan nila. pada waktu melakukan pemanenan, pembudidaya ikan nila pastinya ingin mendapatkan keuntungan besar .
ketika melakukan pemanenan, poly cara yg harus dilakukan. keliru satunya merupakan memilih jenis ikan nila apa sajakah yang bisa dipilih buat dipanen. ialah, tidak sembarang jenis ikan nila yg bisa dipilih buat segera dipanen.
umumnya, umur serta bobot panen memang wajib diperhatikan menggunakan baik serta benar. sebab, Bila umur dan bobot panen tidak sinkron dengan yg diinginkan, pasar, maka akan mengganggu penerimaan di tingkat konsumen.
Ikan nila nila yang telah mampu dipanen harus mencapai usia sekitar 4 bulan. Walaupun usia ikan nila sudah mencapai 4 bulan, bobot ikan nila juga menjadi pertimbangan. Ikan nila wajib memiliki bobot kurang lebih 300 gr per ekornya. Selain itu, pemanenan wajib kita terapkan menggunakan baik serta sahih. agar ikan nila tidak tersakiti, kita wajib melakukan pemanenan menggunakan melakukan penjaringan atau menangkap langsung dengan tangan.
Penjaringan dapat dilakukan dengan memakai jaring ikan yg berukuran lebih akbar. Penjaringan akan membentuk ikan nila tak mengalami stres pada ketika ditangkap. Gunakan jaring yang halus dan kuat, agar ikan tidak lecet, sisiknya lepas, memar dan ikan tidak lepas karena jaring – serokan jebol.
Penangkapan ikan nila ukuran besar, lebih dari 600 gram per ekor ada baiknya dilakukan dengan menangkap langsung dengan menggunakan tangan kosong, lasngung ditimbang basah dan di packing. Dapat disediakan wadah penampungan berupa ember plastik, drum plastik bekas, serta styrofoam.
Selesainya dilakukan panen, hal yg wajib segera dilakukan artinya pengemasan ikan nila. usahakan dalam melakukan pengemasan ikan nila masih dalam keadaan segar sampai pada tangan konsumen. Bila ingin melakukan pengangkutan ikan nila, harus menggunakan alat transportasi yang tidak memakan saat usang.
Bukan hanya itu, pengemasan serta pengangkutan di jenis ikan nila usahakan tidak memakai air yang berasal dari kolam pembudidaya. merupakan, air yg digunakan untuk melakukan pengangkutan haruslah air yang bersih dan jernih.
Salah satu penyakit yang dominan menyerang ikan nila dalam proses pembudiyaan diantaranya Penyakit Streptocococciasis yang disebabkan oleh bakteri garam positif Streptococus agalactiae dan s. iniae. Jenis bakteri ini memiliki bentuk bulat bergabung menyerupai rantai dengan koloni transparant dan halus. Streptococus agalactiae sering menyerang pada kegiatan budidaya air laut, sedangkan streptococus iniae menyerang pada budidaya air tawar. Pola serang jenis bakteri ini umumnya bersifat akut, terutama sering terjadi pada jenis ikan nila. Target organ infeksi banyak ditemukan pada otak dan mata. Kejadian dilapangan sering disebut penyakit mata menonjol.
Semakin berkembangnya budidaya ikan nila menimbukan dampak ekonomi yang cukup menggembirakan, sering dengan peningkatan permintaan ikan nila yang memiliki kecenderung menggeser ikan jenis lain seperti ikan gurame, nilem dan jenis ikan tawar lainnya. Kabupaten Ciamis mendorong ikan nila sebagai komoditas yang menjadi primadona baru. Maraknya budidaya ikan nila pada sisi menjadi berkah bagi masyarakat, akan tetapi sebagai pembudidaya kita juga harus waspada terhadap serangan penyakit seperti Streptocococciasis yang justru banyak menyerang pada nila ukuran 10-50 gram atau nila dalam pase pembesaran. Kasus penyakit ini biasa terjadi pada sistem budidaya sistem intensif dengan padat tebar tinggi serta terbatasnya daya dukung lahan.
Gejala klinis diantaranya napsu makan berkurang, lemah, tumbuh menjadi berwarna gelap dan pertumbuhan melambat. Warna gelap dibawah rahang, mata menonjol, pendarahan , perut gembung atau luka yang berkembang menjadi borok. Pergerakan menjadi tidak terarah (nervous) sehingga sering menabrak dinding kolam. Sering juga ditemukan ikan dalam keadaan normal tapi tingkat kematian tinggi. Pengendalian dengan melakukan desinfeksi wadah bdudiaya sebelum digunakan, untuk pencegahan bisa dilakukan dengan upaya vaksinasi serta memberikan vitamin C selama masa pemeliharaan. Manjaga kualitas air secara keseluruhan terutama mengurangi bahan organik yang menumpuk didasar perairan dengan melakukan penggantian air.
Ikan, hias akuarium

Sudahkah Anda lihat ikan hias yang berwarna warni dengan perut besar? Nah, ikan hias yang memiliki bagian perut besar itu merupakan molly balon. Ikan yang nama latinnya poelicia latipinna molly ini sampai saat ini mempunyai sebagian variasi corak warna. Terlebih molly balon yang memiliki bentuk unik dan lucu hingga banyak penyuka ikan hias yang berburu ikan ini untuk hiasan aquarium. Karna molly balon memiliki bentuk yang unik dibagian perutnya yang buncit hingga banyak juga disenangi anak-anak terlebih fans ikan hias. Banyak pengagum ikan molly balon bikin banyak pelaku bisnis coba membudidayakan ikan molly balon itu. Cara budidaya ikan balon itu nyaris sama juga dengan cara budi daya atau ternak lainnya hingga cukup mudah untuk dicoba.Butuh Anda kenali habitat ikan hias molly balon sebetulnya ada di perairan dengan suhu 25-28 derajat celcius dengan kekerasan kurang lebih 14-20 derajat serta pH 8. Akan tetapi dikarenakan ikan molly balon telah punya kebiasaan dipelihara dan hidup di daerah Ph 7 dan termasuk juga dalam kelompok pH netral, jadi ikan molly balon dapat dibudidayakan di mana saja. Cara budi daya atau ternak kan hias balon itu sangatlah bagus jika di pelihara di aquarium tetapi dapat pula dipelihara di ember, bak semen dan wadah yang lain. Molly balon juga tak mudah terkena penyakit dan mudah menyesuaikan diri hingga sesuai dipakai juga sebagai usaha untuk memperoleh keuntungan yang besar. Cara perawatan molly balon nyaris sama mudah langkahnya lewat cara budidaya hias guppy mudah lantaran molly mempunyai tingkat Pertahanan tubuh yang lumayan tinggi.Cara budidaya atau ternak balon cukup mudah tentunya menguntungkan, walau demikian memerlukan persiapan baik dari mulai bibit, tempat dan pakan. Cara budidaya atau ternak ikan molly balon supaya mempunyai corak warna spesifik juga butuh di perhatikan, untuk memperoleh warna dan corak spesifik paling penting yaitu penentuan pasangan. Dalam sistem budidaya balon itu, baiknya Anda pilih induk betina atau pun jantan ukuran badannya besar besar. Bentuk badannya mengembung dan mempunyai warna indah serta unik. Bila Anda telah sangat percaya dengan induk itu, maka selekasnya masukkan pasangan indukan ke bak atau aquarium. Cara budidaya atau ternak supaya akhirnya lebih optimal dan mudah, sehari-hari mesti dikontrol supaya sesudah anak anak nya lahir dapat segera di ambil dan di pindah kan. Hal semacam ini mempunyai tujuan supaya larva tak dikonsumsi oleh indukan.Supaya larva hias molly balon dapat tumbuh dengan maksimal jadi waktu memindahkannya mesti hati-hati supaya sedikit yang mati. Bila anakan telah di pindah ditempat bersih jadi beri pakan seperti kutu air, pellet telah dihaluskan sebelumnya atau cacing sutra kecil kecil. Cara budi daya atau ternak bagus serta mudah yakni jika larva telah berusia kira kira 3 bulan, waktu tersebut Anda dapat memperoleh keuntungan dari jerih payah Anda membudidayakan nya. Pada usia 3 bulan tersebut lah molly balon dapat di panen dan di jual kepasaran.
Menurut Anda, apakah cara budidaya atau ternak molly balon mudah? Bila Anda membaca dengan cermat penjelasan dari mulai penentuan bibit dan perpindahan larva molly balon telah diterangkan diatas. Maka sangatlah mudah untuk Anda untuk mempraktekkannya di rumah. Buat tips agar usaha anda lebih maksimal menguntungkan.
Berikut kami kasih tipsnya:
Ada banyak orang telah berhasil memperoleh keuntungan berdasar pada cara budidaya ini. Terdapat beberapa model ikan hias yang sesuai untuk dibudidayakan dan dapat menaikkan keuntungan, di samping itu memang tidak sedikit juga budidaya ikan buat konsumsi dapat juga membuahkan keuntungan besar. Diluar itu, beberapa orang lebih tertarik lakukan budidaya lebih menguntungkan lantaran dapat di jual dengan harga lebih mahal dibanding ikan konsumsi yang umumnya dihargai berdasar pada sistim kiloan, tidak menguntungkan bial dalam jumlah sedikit.Hasil dari ternak menguntungkan umumnya lebih mengutamakan pada kwalitas ikan itu sendiri, perihal ini pula bikin bisa dikerjakan pada tempat sempit dapat juga jadikan kesempatan usaha menguntungkan. Buat lakukan budidaya ikan hias air tawar yang menguntungkan itu, Anda dapat lakukan sebagian panduan mudah dan bagian utama saat membudidayakannya supaya menguntungkan.Dalam sebagian ternak menguntungkan itu, pertama kalinya siapkan tempat aquarium dengan ukuran memanjang. Aquarium model ini umumnya lebih mudah untuk diterapkan pada beragam model dipelihara. Diluar itu, Anda dapat juga sediakan supply air tentu lebih alami dan natural tanpa ada kandungan bahan kimia. Suhu air dibutuhkan untuk perkembangan ikan hias yakni seputar 24 hingga 30oC. Sesaat oksigen terlarut di perlukan kian lebih 3 ppm dengan PH seputar 6-7 dan tingkat kecerahan air seputar 30 hingga 60 cm. Anda mesti mengecheck seluruhnya keadaan pengairan air dan mengeringkan, termasuk pemakaian sekat aquarium buat sebagian model ikan hias supaya ikan-ikan yang dipelihara tak mudah bertarung, jika demikian menguntungkan kita dari sisi ikan tidak setres atau bahkan matiUntuk pemula masih tetap awam buat lakukan usaha ternak ikan hias menguntungkan itu, baiknya menggerakkan ternak atau budidaya dengan beragam jenis . Mengenai beberapa jenis ikan hias dapat dibudidayakan dan paling popular sekarang ini seperti molly balon, guppy, cupang, discus,, manvist, Oscar, ghost, lemon, dan ada banyak lagi yang lain.Untuk tahap perjodohan, Anda dapat pilih dari sisi indukan memiliki umur masak berdasar pada tipe dari semasing peliharaan. Hal semacam ini umumnya bisa dipandang berdasar pada warna merona tampak di bagian kelaminnya. Langkahnya dengan menjadikan satu akan dikawinkan pada suatu wadah lewat sket sepanjang 1-2 harian atau 3-4 harian berdasar pada macamnya.Bila telur telah menetas, dan telur masih tetap berupa seperti larva sampai beberapa waktu ia belummemerlukan pakan karena masih tetap mempunyai supply makanan bawaan dari pada kuning telurnya. Walau demikian, larva bakal mulai jadi membesar sekalian membutuhkan makanan dengan protein tinggi, makanan seperti kutu air atau cacing sutera dalam pertumbuhannya untuk semasing periode. Umumnya dalam fase lanjut sendiri ikan bakal terlihat berupa seperti ikan kecil kecil bisa memakan makanan ikan umum nya dengan struktur lebih lembu.
Kebersihan aquarium sangatlah utama buat perkembangan dan kelangsungan hidup beberapa ikan hias, ditambah lagi saat menuju fase pembesaran. Di mana dalam fase itu umumnya kotoran bakal semakin banyak dan juga masih tetap terlalu rawan pada keadaan air kotor. Karenanya, Anda butuh bersihkan wadah aquarium untuk pembesaran sekurang-kurangnya sekali 2 hari dan untuk aquarium dewasa dapat membersihkannya sekali dalam satu minggu.
ikan,hias


.Perkembangan Ikan Koi Di Kabupaten Ciamis semakin lama kian bergeliat, namun ikan jenis ini katagori baru bagi masyarakat Priangan Timur karena lebih dulu beken didaerah lain seperti Bali dan Jawa Timur serta kota besar lainnya. Tantangan terbesar untuk masyarakat yang mau memelihara Ikan Koi ada mengenal kualitas ikan Koi itu sendiri. Ada beberapa hal yang layak dijadikan pertimbangan dalam memilih ikan koi yang berkualitas:
Hal pertama yang perlu diperhatikan saat memilih jenis ikan koi lokal yaitu memastikan untuk memilih ikan koi dengan postur simetris. Hal ini cukup penting supaya mendapat benih ikan koi yang baik dan berkualitas. Sehingga budidaya ikan koi nantinya juga lebih maksimal.
Sebaiknya pastikan pilih ikan koi yang punggungnya lurus dan sedikit melengkung saat ikan sedang berenang. Amati dengan teliti supaya tidak salah memilih jenis ikan koi terbaik yang diinginkan. Umumnya perbandingan panjang dan tinggi yang maksimal yaitu sebesar 3:1. Selain itu jika dilihat lebih dekat, ikan koi lokal yang baik tentunya tidak memiliki cacat. Seluruh anggota tubuh cukup lengkap termasuk siripnya juga sempurna. Ini berarti ikan koi yang dipilih merupakan ikan koi unggulan dengan kualitas sehat dan prima.Selanjutnya yang tidak kalah penting yaitu memilih jenis ikan koi yang memiliki warna yang cukup jelas dan tegas. Misalnya jika warna dasar ikan koi yaitu merah atau putih. Maka sebaiknya periksa dominasi warna tersebut. Jangan terlalu banyak bercampur sehingga tidak baik jika dilihat. Umumnya motif ikan koi yang bagus tentunya memiliki warna menarik yang jelas dan terangKemudian sebaiknya masing-masing warna yang tertera di badan ikan koi terpisah dan tidak menyambung satu dengan yang lain. Ini yang dimaksud dengan warna ikan koi yang tegas. Misalnya untuk jenis ikan koi kohaku yang warna merahnya tegas dan tidak banyak bercampur dengan warna lain seperti warna putih.
Panduan berikutnya sebagai cara memilih ikan koi yang bagus dan berkualitas yaitu memastikan ikan koi memiliki corak yang unik. Umumnya memang pada badan ikan koi akan terbentuk warna dan corak tertentu pada tiap jenisnya. Oleh sebab itu sangat penting untuk memperhatikan corak yang timbul di badan tiap jenis ikan koi.
Jika corak yang terbentuk unik dan berbeda, umumnya harga ikan koi tersebut akan cukup mahal di pasaran. Tetapi sebaiknya pastikan bahwa corak tersebut alami dan bukan buatan. Misalnya jika corak di tubuh ikan koi menyerupai huruf atau lambang tertentu. Biasanya yang seperti ini akan lebih banyak dicari maupun diminati oleh banyak pecinta ikan koi. Hal inilah yang membuat banyak peternak ikan koi berusaha membudidayakan jenis ikan koi unggulan dengan warna menarik dan corak jelas yang unik serta menarik. Sehingga nantinya harga ikan koi yang akan dijual memiliki harga cukup tinggi. Dibandingkan biaya operasional yang tidak jauh berbeda, memang memelihara jenis ikan koi yang bagus dan bercorak unik memang lebih menguntungkan.
Merupakan ikan mas yang telah dibesarkan oleh orang Jepang untuk waktu yang cukup lama, dan dibesarkan di Jepang khusus untuk warna mereka.
Mereka dikenal sebagai merupakan hobi yang hebat. Mereka ikan yang cukup senang bermain dan suka bersembunyi di berbagai hal dalam kolam Anda apakah antara tanaman atau “nongkrong” di pompa.
Ini dianggap berharga dan bisa hidup lama; mereka bukan ikan mas, tetapi spesies yang berbeda dari ikan mas
, dan ditemukan hampir di Cina dan Jepang di setiap taman di mana ada kolam. Mereka dianggap merupakan satu dari beberapa jenis ikan hias yang paling indah di dunia.
Mereka juga lebih santai untuk Anda lihat dan nikmati apakah pada saat Anda menyadarinya atau tidak, dan merupakan bagian dari budaya Cina kuno, dan adalah merupakan konsep dari Yin dan Yang berasal. Ikan Koi merupakan ikan hias yang tumbuh untuk suatu alasan.Taman-taman di Jepang dan Cina sering ditemukan biasanya kurang kehidupan; jalan, kolam, batu, batu, jembatan, paviliun, batu. Ada juga beberapa tanaman tentu saja, tapi tidak sebanyak di taman Barat. Ikan koi dianggap merupakan ikan hias yang paling indah di dunia. Diyakini berasal di Persia, mereka lebih erat hubungannya dengan Cina.
Ikan koi sekarang berkembang di Candaba bukan hanya karena keindahan estetis, tapi juga karena potensi besar sebagai penghasil dolar, dan omnivora dan tidak terlalu pilih-pilih jenis makanan koi dan kadang-kadang mereka bahkan menikmati sedikit daun selada atau sayuran.
Ikan koi merupakan omnivora, mereka makan berbagai makanan baik itu hewan atau tumbuhan. Kebanyakan makanan koi yang diproduksi dan tersedia di pasar pada hari ini mengandung gizi yang seimbang untuk menjaga koi anda sehat dan bahagia. Mereka dibesarkan di Jepang khusus untuk warna mereka.
Sebuah contoh hadiah dapat mencapai kisaran $ 100,000. Ikan hias ini dibesarkan untuk suatu alasan. Perkembangbiakan dari mereka menjadi yang pertama populer di kalangan petani padi di Jepang. Mereka biasanya dianggap hulu berenang melawan arus, melambangkan kekuatan dan individualisme. Ikan koi sebenarnya merupakan ikan yang umum.
Mereka benar-benar permata hidup di kolam taman Anda dan benar-benar membuat kolam taman Anda menjadi hidup. Ikan koi dianggap berharga dan hidup lama; mereka bukan ikan mas, Ada beberapa jenis koi yang berbeda.
Memelihara ikan Maskoki atau ikan Koki
Jika Anda tertarik untuk memelihara ikan maskoki atau ikan koki, secara prinsip sama dengan pemeliharaan ikan hias lainnya.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah dengan memelihara kualitas air. Sebab, ikan ini memiliki karakter yg khas yaitu sangat rentan terhadap kadar ammonia terlarut didalam air. Jika tidak hati-hati, ikan ini bisa gampang mati.
Untuk mengatasi masalah kadar ammonia tersebut, hal yang dapat dilakukan ada dua hal, yaitu menetralisirnya, atau mengganti airnya. Menetralisir kadar ammonia bisa dilakukan dengan menggunakan biofiltrasi atau dengan menumbuhkan lumut air, yang akan menyerap zat-zat yang dapat meracuni ikan koki

cara budidaya, ikaan mas, sungai


Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi yang berada di pulau Sumatera. Sama seperti nama provinsi nya, nama ibu kota provinsi nya adalah Jambi, dan terdapat 11 wilayah kabupaten/kota. Menurut data dari hasil sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah penduduk provinsi Jambi berjumlah 3.2 juta jiwa. Mayoritas penduduk Jambi adalah dari suku Melayu, selebihnya adalah suku pendatang seperti dari minang, Jawa, bugis, tiongkok.
Wilayah jambi yang dialiri oleh sungai Batanghari, membuat wilayah jambi subur dan menjadi sumber penghidupan masyarakatnya. Sehingga sungai batanghari dimanfaatkan oleh masyarakat jambi sebagai sumber penghidupan, salah satunya yaitu usaha budidaya keramba ikan nila di tepi sungai. Keramba nila yang ada tersebut diusahakan oleh masyarakat kab. Muaro Jambi dan Kota Jambi.
Keramba ikan nila ini terbuat dari kerangka besi dan kayu. Dengan luas ukuran sekitar 3 x 4 m atau 4 x 6 m, kedalaman 1.5 - 2 m. Keramba nila tersebut menggunakan double net. Dibutuhkan sekitar 3-4 juta untuk biaya investasi nya. Disarankan menggunakan kerangka besi, karena usia pemakaian bisa lebih lama dibanding dengan bahan kayu yang mudah lapuk.
Secara teknis budidaya ikan nila di keramba membutuhkan waktu panen sekitar 3-4 bulan. Ukuran panen ikan berukuran 3-4 ekor/kg. Intensitas pemberian pakannya sebanyak 3 kali sehari. Pakan ikan (pellet) yang digunakan adalah jenis pakan apung dengan kandungan protein minimal 32%. Terdapat berbagai jenis merek pellet dari berbagai macam pabrik, yang bisa digunakan sebagai pakan ikan nila. Sudah banyak macam merek pakan yang beredar di Jambi, total terdapat 8 macam merek pakan ikan. Menurut hasil survey, merek pakan yang banyak digunakan dan memiliki kualitas yang bagus adalah pakan merek sinta (SNA-N), yang diproduksi oleh PT. Sinta Prima Feedmill dari Bogor. Dengan menggunakan pakan Sinta tersebut, dapat diperoleh nilai FCR (Food Conversion Ratio) minimal 1.38. Sebuah nilai FCR yang sudah cukup menguntungkan bagi para petani nila. Selanjutnya, untuk bibit ikan nila yang digunakan berasal dari daerah lubuk linggau dan padang dengan ukuran 8-12 cm. Mayoritas jenis ikan yang menjadi bahan konsumsi masyarakat jambi kota sekitarnya adalah nila merah. Berbeda dengan daerah lubuk linggau, masyarakat nya lebih senang mengkonsumsi ikan nila hitam.Keberadaan usaha budidaya keramba ikan nila cukup menguntungkan dan mampu mengangkat perekonomian masyarakat. Dengan kondisi saat ini, satu keramba ikan nila mampu menghasilkan keuntungan minimal Rp. 5.000.0000,- (dengan catatan nilai FCR minimal 1.4). Bayangkan apabila seorang petani yang memiliki banyak keramba. Salah satu daerah di wilayah jambi yang masyarakat nya telah merasakan keuntungan dari usaha budidaya ikan nila ini adalah desa pemetang jering kab. Muaro Jambi. Dahulu nya sebelum usaha budidaya nila, masyarakatnya hidup dalam serba kekurangan. Rata - rata mereka hanya mengandalkan sektor perkebunan sawit dan karet. Namun saat ini masyarakat nya telah berubah dan lebih sejahtera, hal ini bisa dilihat dari fasilitas desa dan bangunan rumah penduduknya yang tidak kalah dengan bangunan rumah di perkotaan.Secara umum ikan mas mempunyai tubuh Bilateral Simetris. Yang artinya, tubuhnya terdiri dari dua belahan yang sama. Dan jika tubuh ikan mas dibelah, maka hasil kedua belahan sama.
Bentuk tubuh ikan ini cenderung memanjang. Selain itu, ia juga memipih tegak atau dikenal dengan istilah comprossed.
Mulut ikan mas ada pada bagian tengah ujung kepala terminal atau berada tepat di ujung hidung. Mulut tersebut bisa disembulkan atau dikenal dengan istilah protaktil.
Pada wilayah anterior mulut ikan mas terdapat dua pasang sungut.
Adapun pada ujung dalam mulutnya, dijumpai gigi kerongkongan atau pharyngeal teeth. Gigi ini terdiri atas tiga baris gigi geraham.
Umumnya hampir semua tubuh ikan mas tertutupi sisik. Namun perlu juga disebutkan, ada beberapa varietas yang sisiknya sedikit.
Jika dicermati, sisik pada ikan mas cenderung berukuran besar Sisik ini termasuk sisik jenis sikloid atau lingkaran.
Sisik ini juga digolongkan sebagai Ctenoid yakni sisik dengan bentuk layaknya sisir. Bentuk ini lazim ditemui pada ikan dengan jari-jari sirip yang keras.
Bentuk sirip ekor pada ikan mas dikenal dengan istilah emarginate yakni berpinggiran berlekuk tunggal.
Dorsal atau sirip punggung ikan mas agak memanjang. Bagian belakangnya memiliki jari kera dan di bagian akhir yakni pada sirip ketiga juga keempat, jari tersebut menjadi bergerigi.
Letak sirip punggung pada ikan ini agak berseberangan dengan ventral atau permukaan sirip perutnya.
Sirip perut ini cenderung dekat dengan sirip dada atau subabnominal.
Pada sirip dada ikan mas, dijumpai operculum dan properkulum.
Adapun sirip pada duburnya (anal) memiliki ciri layaknya sirip punggung. Berjari keras dan pada bagian akhirnya sirip berubah bergerigi.
Pada lina lateralis/gurat isi/garis rusuk ikan mas digolongkan lengkap. Lina lateralis ini ada pada pertengahan tubuh. Bentuknya melintang, mulai dari bagian tutup insang hingga ke ujung belakang area pangkal ekor.
Organ Insang ikan mas terdiri atas tapis insang, tulang lengkung insang serta lembaran daun insang.
Ikan mas tidak mempunyai lambung. Oleh sebab itu ia menggunakan lambung palsu. Lambung ini berfungsi untuk menampung makanan.
Demikian klasifikasi dan morfologi ikan mas secara umum. Karakteristik ini bisa berbeda pada varian yang satu dan yang lain. Namun tidak merubah ciri morfologis umum si ikan karper tersebut.


benih, ikan bandeng,bibit ikan bandeng



PEMBENIHAN IKAN BANDENG
Benih bandeng (nener) merupakan salah satu sarana produksi yang utama dalam usaha budidaya bandeng di tambak. Perkembangan Teknologi budidaya bandeng di tambak dirasakan sangat lambat dibandingkan dengan usaha budidaya udang. Faktor ketersediaan benih merupakan salah satu kendala dalam meningkatkan teknologi budidaya bandeng. Selama ini produksi nener alam belum mampu untuk mencukupi kebutuhan budidaya bandeng yang terus berkembang, oleh karena itu peranan usaha pembenihan bandeng dalam upaya untuk mengatasi masalah kekurangan nener tersebut menjadi sangat penting. Tanpa mengabaikan arti penting dalam pelestarian alam, pengembangan wilayah, penyediaan dukungan terhadap pembangunan perikanan khususnya dan pembangunan nasional umumnya, kegiatan pembenihan bandeng di hatchery harus diarahkan untuk tidak menjadi penyaing bagi kegiatan penangkapan nener di alam. Diharapkan produksi benih nener di hatchery diarahkan untuk mengimbangi selisih antara permintaan yang terus meningkat dan pasok penangkapan di alam yang diduga akan menurun.

Teknologi produksi benih di hatchery telah tersedia dan dapat diterapkan baik dalam suatu Hatchery Lengkap (HL) maupun Hatchery Sepenggal (HS) seperti Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT). Produksi nener di hatchery sepenggal dapat diandalkan. Karena resiko kecil, biaya rendah dan hasil memadai. Hatchery sepenggal sangat cocok dikembangkan di daerah miskin sebagai salah satu upaya penaggulangan kemiskinan bila dikaitkan dalam pola bapak angkat dengan hatchery lengkap (HL). Dilain pihak, hatchery lengkap (HL) dapat diandalkan sebagai produsen benih bandeng (nener) yang bermutu serta tepat musim, jumlah dan harga. Usaha pembenihan bandeng di hatchery dapat mengarahkan kegiatan budidaya menjadi kegiatan yang mapan dan tidak terlalu dipengaruhi kondisi alam serta tidak memanfaatkan sumber daya secara berlebihan. Dalam siklusnya yang utuh, kegiatan budidaya bandeng yang mengandalkan benih hatchery bahkan dapat mendukung kegiatan pelestarian sumberdaya baik melalui penurunan terhadap sumber daya benih species lain yang biasa terjadi pada penangkapan nener di alam maupun melalui penebaran di perairan pantai (restocking). Disisi lain, perkembangan hatchery bandeng di kawasan pantai dapat dijadikan titik tumbuh kegiatan ekonomi dalam rangka pengembangan wilayah dan penyerapan tenaga kerja yang mengarah pada pembangunan berwawasan lingkungan. Pada giliranya, tenaga yang terserap di hatchery itu sendiri selain berlaku sebagai produsen juga berlaku sebagai konsumen bagi kebutuhan kegiatan sehari-hari yang dapat mendorong kegiatan ekonomi masyarakat sekitar hatchery.

1. Persyaratan lokasi
Pemilihan tempat perbenihan bandeng harus mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan lokasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persyaratan lokasi adalah sebagai berikut:
1) Status tanah dalam kaitan dengan peraturan daerah dan jelas sebelum hatchery dibangun.
2) Mampu menjamin ketersediaan air dan pengairan yang memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan;
- Pergantian air minimal; 200 % per hari.
- Suhu air, 26,5-310C.
- PH; 6,5-8,5.
- Oksigen larut; 3,0-8,5 ppm.
- Alkalinitas 50-500ppm.
- Kecerahan 20-40 cm (cahaya matahari sampai ke dasar pelataran).
- Air terhindar dari polusi baik polusi bahan organik maupun an organik.
3) Sifat-sifat perairan pantai dalam kaitan dengan pasang surut dan pasang arus perlu diketahui secara rinci.
4) Faktor-faktor biologis seperti kesuburan perairan, rantai makanan, species dominan, keberadaan predator dan kompetitor, serta penyakit endemik harus diperhatikan karena mampu mengakibatkan kegagalan proses produksi.

2. Sarana dan Prasarana
1) Sarana Pokok
Fasilitas pokok yang dimanfaatkan secara langsung untuk kegiatan produksi adalah bak penampungan air tawar dan air laut, laboratorium basah, bak pemeliharaa larva, bak pemeliharaan induk dan inkubasi telur serta bak pakan alamia. Bak Penampungan Air Tawar dan Air Laut.
Bak penampungan air (reservoir) dibangun pada ketinggian sedemikian rupa sehingga air dapat didistribusikan secara gravitasi ke dalam bak-bak dan sarana lainnya yang memerlukan air (laut, tawar bersih). Sistim pipa pemasukkan dan pembuangan air perlu dibangun pada bak pemelihara induk, pemeliharaan larva, pemeliharan pakan alami, laboratorium kering dan basah serta saran lain yang memerlukan air tawar dan air laut serta udara (aerator). Laboratorium basah sebaiknya dibangun berdekatan dengan bangunan pemeliharaan larva dan banguna kultur murni plankton serta diatur menghadap ke kultur masal plankton dan dilengkapi dengan sistim pemipaan air tawar, air laut dan udara.

b. Bak Pemeliharaan Induk
Bak pemeliharaan induk berbentuk empat persegi panjang atau bulat dengan kedalaman lebih dari 1 meter yang sudut-sudutnya dibuat lengkung dan dapat diletakkan di luar ruangan langsung menerima cahaya tanpa dinding.

c. Bak Pemeliharan Telur
Bak perawatan telur terbuat dari akuarium kaca atau serat kaca dengan daya tampung lebih dari 2.000.000 butir telur pada kepadatan 10.000 butir per liter.

d. Bak Pemeliharaan Larva
Bak pemeliharaan larva yang berfungsi juga sebagai bak penetasan telur dapat terbuat dari serat kaca maupun konstruksi beton, sebaiknya berwarna agak gelap, berukuran (4x5x1,5) m3 dengan volume 1-10 ton berbentuk bulat atau bujur sangkar yang sudut-sudutnya dibuat lengkung dan diletakkan di dalam bangunan beratap tembus cahaya tanpa dinding balik. Untuk mengatasi penurunan suhu air pada malam hari, bak larva diberi penutup berupa terpal plastik untuk menyangga atap plastik, dapat digunakan bentangan kayu/bambu.

e. Bak Pemeliharaan Makanan Alami, Kultur Plankton Chlorella sp dan Rotifera.
Bak kultur plankton chlorella sp disesuaikan dengan volume bak pemeliharaan larva yang terbuat dari serat kaca maupun konstruksi beton ditempatkan di luar ruangan yang dapat langsung mendapat cahaya matahari. Bak perlu ditutup dengan plastik transparan pada bagian atasnya agar cahaya juga bisa masuk ke dalam bak untuk melindungi dari pengaruh air hujan.
Kedalamam bak kultur chlorella sp harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga penetrasi cahaya matahari dapat dijamin mencapai dasar tangki. Kedalaman air dalam tangki disarankan tidak melebihi 1 meter atau 0,6 m, ukuran bak kultur plankton chlorella sp adalah (20 x 25 x 0,6)m3. Bak kultur rotifera terbuat dari serat kaca maupun konstruksi beton yang ditempatkan dalam bangunan beratap tembus cahaya tanpa dinding. Perbandingan antara volume bak chlorella, rotifera dan larva sebaliknya 5:5:1.

2) Sarana Penunjang
Untuk menunjang perbenihan sarana yang diperlukan adalah laboratorium pakan alami, ruang pompa,air blower, ruang packing, ruang genset, bengkel, kendaraan roda dua dan roda empat serta gudang (ruang pentimpanan barang-barang opersional) harus tersedia sesuai kebutuhan dan memenuhi persyaratan dan ditata untuk menjamin kemudahan serta keselamatan kerja.
a. Laboratorium pakan alami seperti laboratorium fytoplankton berguna sebagai tempat kultur murni plankton yang ditempatkan pada lokasi dekat hatchery yang memerlukan ruangan suhu rendah yakni 22~25 0C.
a. Laboratorium kering termasuk laboratorium kimia/mikrobialogi sebaiknya dibangun berdekatan dengan bak pemeliharaan larva berguna sebagai bangunan stok kultur dan penyimpanan plankton dengan suhu sekitar 22~25 0C serta dalam ruangan. Untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran hasil dilengkapi dengan fasilitas ruang pengepakan yang dilengpaki dengan sistimpemipaan air tawar dan air laut, udara serta sarana lainnya seperti peti kedap air, kardus, bak plastik, karet dan oksigen murni. Alat angkut roda dua dan empat yang berfungsi untuk memperlancar pekerjaan dan pengangkutan hasil benih harus tersedia tetap dalam keadaan baik dan siap pakai. Untuk pembangkit tenaga listrik atau penyimpanan peralatan dilengkapi dengan fasilitas ruang genset dan bengkel, ruang pompa air dan blower, ruang pendingin dan gudang.3. Teknik Pemeliharan
1) Persiapan Operasional.
a. Sarana yang digunakan memenuhi persyaratan higienis, siap dipakai dan bebas cemaran. Bak-bak sebelum digunakan dibersihkan atau dicuci dengan sabun detergen dan disikat lalu dikeringkan 2-3 hari. Pembersihan bak dapat juga dilakukan dengan cara membasuh bagian dalam bak kain yang dicelupkan ke dalam chlorine 150 ppm (150 mil larutan chlorine 10% dalam 1 m3 air) dan didiamkan selama 1~2 jam dan dinetralisir dengan larutan Natrium thiosulfat dengan dosis 40 ppm atau desinfektan lain yaitu formalin 50 ppm. Menyiapkan suku cadang seperti pompa, genset dan blower untuk mengantisipasi kerusakan pada saat proses produksi.
b. Menyiapkan bahan makanan induk dan larva pupuk fytoplankton, bahan kimia yang tersedia cukup sesuai jumlah dan persyaratan mutu untuk tiap tahap pembenihan.
c. Menyiapkan tenaga pembenihan yang terampil, disiplin dan berpengalaman dan mampu menguasai bidang kerjanya.

2) Pengadaan Induk.
a. Umur induk antara 4~5 tahun yang beratnya lebih dari 4 kg/ekor.
b. Pengangkutan induk jarak jauh menggunakan bak plastik. Atau serat kaca dilengkapi aerasi dan diisi air bersalinitas rendah (10~15)ppt, serta suhu 24~25 0C. Atau serat kaca dilengkapi aerasi dan diisi air barsalinitas rendah (10~15) ppt, serta suhu 24~25 0C.
c. Kepadatan induk selama pengangkutan lebih dari 18 jam, 5~7 kg/m3 air. Kedalaman air dalam bak sekitar 50 cm dan permukaan bak ditutup untuk mereduksi penetrasi cahaya dan panas.
d. Aklimatisasi dengan salinitas sama dengan pada saat pengangkutan atau sampai selaput mata yang tadinya keruh menjadi bening kembali. Setelah selesai aklimatisasi salinitas segera dinaikan dengan cara mengalirkan air laut dan mematikan pasok air tawar.

3) Pemeliharaan Induk
a. Induk berbobot 4~6 kg/ekor dipelihara pada kepadatan satu ekor per 2~4 m3 dalam bak berbentuk bundar yang dilengkapi aerasi sampai kedalaman 2 meter.
b. Pergantian air 150 % per hari dan sisa makanan disiphon setiap 3 hari sekali. Ukuran bak induk lebih besar dari 30 ton.
c. Pemberian pakan dengan kandungan protein sekitar 35 % dan lemak 6~8 % diberikan 2~3 % dari bobot bio per hari diberikan 2 kali per hari yaitu pagi dan masa sore.
d. Salinitas 30~35 ppt, oksigen terlarut . 5 ppm, amoniak < 0,01 ppm, asam belerang < 0,001 ppm, nirit < 1,0 ppm, pH; 7~85 suhu 27~33 C..

3) Pemeliharaan Induk
a. Induk berbobot 4~6 kg/ekor dipelihara pada kepadatan satu ekor per 2~4 m3 dalam bak berbentuk bundar yang dilengkapi aerasi sampai kedalaman 2 meter.
b. Pergantian air 150 % per hari dan sisa makanan disiphon setiap 3 hari sekali. Ukuran bak induk lebih besar dari 30 ton.
c. Pemberian pakan dengan kandungan protein sekitar 35 % dan lemak 6~8 % diberikan 2~3 % dari bobot bio per hari diberikan 2 kali per hari yaitu pagi dan masa sore.
d. Salinitas 30~35 ppt, oksigen terlarut . 5 ppm, amoniak < 0,01 ppm, asam belerang < 0,001 ppm, nirit < 1,0 ppm, pH; 7~85 suhu 27~33 C.

4) Pemilihan Induk
a. Berat induk lebih dari 5 kg atau panjang antara 55~60 cm, bersisik bersih, cerah dan tidak banyak terkelupas serta mampu berenang cepat.
b. Pemeriksaan jenis kelamin dilakukan dengan cara membius ikan dengan 2 phenoxyethanol dosis 200~300 ppm. Setelah ikan melemah kanula dimasukan ke-lubang kelamin sedalam 20~40 cm tergantung dari panjang ikan dan dihisap. Pemijahan (striping) dapat juga dilakukan terutama untuk induk jantan.
c. Diameter telur yang diperoleh melalui kanulasi dapat digunakan untuk menentukan tingkat kematangan gonad. Induk yang mengandung telur berdiameter lebih dari 750 mikron sudah siap untuk dipijahkan.
d. Induk jantan yang siap dipijahkan adalah yang mengandung sperma tingkat III yaitu pejantan yang mengeluarkan sperma cupuk banyak sewaktu dipijat dari bagian perut kearah lubang kelamin.

5) Pematangan Gonad
a. Hormon dari luar dapat dilibatkan dalam proses metabolisme yang berkaitan dengan kegiatan reproduksi dengan cara penyuntikan dan implantasi menggunakan implanter khusus. Jenis hormon yang lazim digunakan untuk mengacu pematangan gonad dan pemijahan bandeng LHRH –a, 17 alpha methiltestoteron dan HCG.

Cara penyuntikan pellet hormon ke ikan bandeng
· Induk bandeng diletakkan di atas bantalan busa.
· Lendir yang melapisi bagian punggung sebelah kanan indukan dibersihkan.
· Salah satu sisik dilepas dengan pisau kecil kemudian pisau tersebut ditisukkan untuk membuat lubang untuk menanam pellet hormon.
· Pellet hormon dimasukkan dengan bantuan implanter.
· Indukan kemudian dimasukkan lagi ke bak pemeliharaan.

b. Implantasi pelet hormon dilakukan setiap bulan pada pagi hari saat pemantauan perkembangan gonad induk jantan maupun betina dilakukan LHRH-a dan 17 alpha methiltestoteren masing-masing dengan dosis 100~200 mikron per ekor (berat induk 3,5 sampai 7 kg).

6) Pemijahan Alami.
a. Ukuran bak induk 30-100 ton dengan kedalaman 1,5-3,0 meter berbentuk bulat dilengkapi aerasi kuat menggunakan “diffuser” sampai dasar bak serta ditutup dengan jaring.
b. Pergantian air minimal 150 % setiap hari.
c. Kepadatan tidak lebih dari satu induk per 2-4 m3 air.
d. Pemijahan umumnya pada malam hari. Induk jantan mengeluarkan sperma dan induk betina mengeluarkan telur sehingga fertilisasi terjadi secara eksternal.7) Pemijahan Buatan.
a. Pemijahan buatan dilakukan melalui rangsangan hormonal. Hormon berbentuk cair diberikan pada saat induk jantan dan betina sudah matang gonad sedang hormon berbentuk padat diberikan setiap bulan (implantasi).
b. Induk bandeng akan memijah setelah 2-15 kali implantasi tergantung dari tingkat kematangan gonad. Hormonyang digunakan untuk implantasi biasanya LHRH –a dan 17 alpha methyltestoterone pada dosis masing-masing 100-200 mikron per ekor induk (> 4 Kg beratnya).
c. Pemijahan induk betina yang mengandung telur berdiameter lebih dari 750 mikron atau induk jantan yang mengandung sperma tingkat tiga dapat dipercepat dengan penyuntikan hormon LHRH- a pada dosis 5.000 10.000IU per Kg berat tubuh.
d. Volume bak 10-20 kedalaman 1,5-3,0 meter berbentuk bulat terbuat dari serat kaca atau beton ditutup dengan jaring dihindarkan dari kilasan cahaya pada malam hari untuk mencegah induk meloncat keluar tangki.

8) Penanganan Telur.
a. Telur ikan bandeng yang dibuahi berwarna transparan, mengapung pada salinitas > 30 ppt, sedang tidak dibuahi akan tenggelam dan berwarna putih keruh.
b. Selama inkubasi, telur harus diaerasi yang cukup hingga telur padam tingkat embrio. Sesaat sebelum telur dipindahkan aerasi dihentikan. Selanjutnya telur yang mengapung dipindahkan secara hati-hati ke dalam bak penetasan/perawatan larva. Kepadatan telur yang ideal dalam bak penetasan antara 20-30 butir per liter.
c. Masa kritis telur terjadi antara 4-8 jam setelah pembuahan. Dalam keadaan tersebut penanganan dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindarkan benturan antar telur yang dapat mengakibatkan menurunnya daya tetas telur. Pengangkatan telur pada fase ini belum bisa dilakukan.
d. Setelah telur dipanen dilakukan desinfeksi telur yang menggunakan larutan formalin 40 % selama 10-15 menit untuk menghindarkan telur dari bakteri, penyakit dan parasit.

9) Pemeliharaan Larva.
a. Air media pemeliharaan larva yang bebas dari pencemaran, suhu 27 31 C salinitas 30 ppt, pH 8 dan oksigen 5-7 ppm diisikan kedalam bak tidak kurang dari 100 cm yang sudah dipersiapkan dan dilengkapi sistem aerasi dan batu aerasi dipasang dengan jarak antara 100 cm batu aerasi.
b. Larva umur 0-2 hari kebutuhan makananya masih dipenuhi oleh kuning telur sebagai cadangan makanannya. Setelah hari kedua setelah ditetaskan diberi pakan alami yaitu chlorella dan rotifera. Masa pemeliharaan berlangsung 21-25 hari saat larva sudah berubah menjadi nener.
c. Pada hari ke nol telur-telur yang tidak menetes, cangkang telur larva yang baru menetas perlu disiphon sampai hari ke 8-10 larva dipelihara pada kondisi air stagnan dan setelah hari ke 10 dilakukan pergantian air 10% meningkat secara bertahap sampai 100% menjelang panen.
d. Masa kritis dalam pemeliharaan larva biasanya terjadi mulai hari ke 3-4 sampai ke 7-8. Untuk mengurangi jumlah kematian larva, jumlah pakan yang diberikan dan kualitas air pemeluharan perlu terus dipertahankan pada kisaran optimal.
e. Nener yang tumbuh normal dan sehat umumnya berukuran panjang 12- 16 mm dan berat 0,006-0,012 gram dapat dipelihara sampai umur 25 hari saat penampakan morfologisnya sudah menyamai bandeng dewasa.

10) Pemberian Makanan Alami
a. Menjelang umur 2-3 hari atau 60-72 jam setelah menetas, larva sudah harus diberi rotifera (Brachionus plicatilis) sebagai makanan sedang air media diperkaya chlorella sp sebagai makanan rotifera dan pengurai metabolit.
b. Kepadatan rotifera pada awal pemberian 5-10 ind/ml dan meningkat jumlahnya sampai 15-20 ind/ml mulai umur larva mencapai 10 hari. Berdasarkan kepadatan larva 40 ekor/liter, jumlah chlorella : rotifer : larva = 2.500.000: 250 : 1 pada awal pemeliharaan atau sebelum 10 hari setelah menetas, atau = 5.000.000 : 500:1 mulai hari ke 10 setelah menetas.
c. Pakan buatan (artificial feed) diberikan apabila jumlah rotifera tidak mencukupi pada saat larva berumur lebih dari 10 hari. Sedangkan penambahan Naupli artemia tidak mutlak diberikan tergantung dari kesediaan makanan alami yang ada.
d. Perbandingan yang baik antara pakan alami dan pakan buatan bagi larva bandeng 1 : 1 dalam satuan jumlah partikel. Pakan buatan yang diberikan sebaiknya berukuran sesuai dengan bukaan mulut larva pada tiap tingkat umur dan mengandung protein sekitar 52%. Berupa. Pakan buatan komersial yang biasa diberikan untuk larva udang dapat digunakan sebagai pakan larva bandeng.
11) Budidaya Chlorella
Kepadatan chlorella yang dihasilkan harus mampu mendukung produksi larva yang dikehendaki dalam kaitan dengan ratio volume yang digunakan dan ketepatan waktu. Wadah pemeliharaan chlorella skala kecil menggunakan botol kaca/plastik yang tembus cahaya volume 3-10 liter yang berada dalam ruangan bersih dengan suhu 23-25 0C, sedangkan untuk skala besar menggunkan wadah serat kaca volume 0,5-20 ton dan diletakkan di luar ruangan sehingga langsung dengan kepadatan ± 10 juta sel/m3. Panen chlorella dilakukan dengan cara memompa, dialirkan ke tangki-tangki pemeliharaan rotifera dan larva bandeng. Pompa yang digunakan sebaiknya pompa benam (submersible) untuk menjamin aliran yang sempurna. Pembuangan dan sebelumnya telah disiapkan wadah penampungan serta saringan yang bermata jaring 60-70 mikron, berukuran 40x40x50 cm, di bawah aliran tersebut. Rotifer yang tertampung pada saringan dipindahkan ke wadah lain dan dihitung kepadatanya per milimeter.

12) Budidaya Rotifera.
Budidaya rotifera skala besar sebaiknya dilakukan dengan cara harian yaitu sebagian hasil panen disisakan untuk bibit dalam budidaya berikutnya (daily partial harvest). Sedangkan dilakukan dengan cara panen penuh harian (batch harvest). Kepadatan awal bibit (inokulum) sebaiknya lebih dari 30 individu/ml dan jumlahnya disesuaikan dengan volume kultur, biasanya sepersepuluh dari volume wadah. Wadah pemeliharaan rotifer menggunakan tangki serat kaca volume 1-10 ton diletakkan terpisah jauh dari bak chrollela untuk mencegah kemungkinan mencemari kultur chlorella dan sebaiknya beratap untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang dapat mempercepat pertumbuhan chlorella.
Keberhasilan budidaya rotifera berkaitan dengan ketersediaan chlorella atau Tetraselmis yang merupakan makanannya. Sebaiknya perbandingan jumlah chlorella dan rotifer berkisar 100.000 : 1 untuk mempertahankan kepadatan rotifer 100 individu/ml. Pada kasus-kasus tertentu perkembangan populasi rotifer dapat dipacu dengan penambahan air tawar sampai 23 ppt. Apalagi jumlah chlorella tidak mencukupi dapat digunakan ragi (yeast) pada dosis 30 mg/1.000.000 rotifer. Panen rotifer dilakukan dengan cara membuka saluran pembuangan dan sebelumnya telah disiapkan wadah penampungan serta jaringan yang bermata jaring 60-70 mikro berukuran 40x40x50 cm, di bawah aliran tersebut. Rotifer yang tertampung pada saringan dipindahkan ke wadah lain dan dihitung kepadatannya per milimeter. Pencatatan tentang perkembangan rotifer dilakukan secara teratur dan berkala serta data hasil pengamatan dicatat untuk mengetahui perkembangan populasi serta cermat dan untuk bahan pertimbangan pemeliharaan berikutnya.

cara budidaya, udang gala

Udang galah (Macrobrachium rosendergii, de Man) atau juga dikenal dengan Giant Tiger Prawn termasuk golongan krustase dari famili Palaemonidae, merupakan jenis yang terbesar ukurannya dibandingkan udang-udang air tawar lainnya. Udang yang diklaim merupakan udang asli oleh India dan Indonesia ini merupakan salah satu jenis udang yang semakin populer karena rasanya yang lezat, ukurannya cukup besar, dan mudah dibudidayakan. Menu dari udang ini umumnya dalam bentuk utuh (komplit dengan kepala atau head-on); berbeda dengan jenis udang lain yang sering disajikan dalam bentuk tanpa kepala (headless). Mengapa demikian, bukan tanpa alasan; rupanya pada bagian kepala itulah ada kandungan steroid, yang bermanfaat meningkatkna kebugaran tubuh kita. Kepopuleran di negeri kita diawali dengan dibukanya rumah makan khusus udang galah oleh Mang Engking di Sleman, Yogyakarta, di lahan budidaya udangnya. Dimulainya usaha rumah makan khusus udang galah itu pun berawal dari suatu hal yang unik terkait dengan wisata dan itu merupakan salah satu rahmat. Kini menu udang galah sudah berkembang di beberapa kota seperti Jakarta, Bali, Surabaya, dll.
Udang ini juga mempunyai pasar baik lokal maupun ekspor, meski yang terakhir ini masih terkendala kurangnya pasok. Di negeri kita, udang galah berasal dari hasil tangkapan alam dan dari budidaya. Udang yang di sungai-sungai di luar Jawa seperti Kalimantan, Selawesi, dan Sumatera masih dapat diperoleh masyarakat setempat di sungai-sungai, rawa dan danau. Di beberapa tempat udang menjadi salah satu obyek wisata pancing yang cukup menarik. Usaha budidaya udang yang hidupnya di perairan tawar dan juga payau ini boleh dikatakan baru populer akhir-akhir tahun ini, dan potensi pengembangannya cukup cerah karena permintaan cukup besar dan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tersedia luas.
Pembudidayaan udang ini diawali dengan produksi benih di panti-panti pembenihan (hatchery), kemudian benih udang galah hasil panti benih dibesarkan di kolam-kolam air tawar dengan teknologi yang sederhana.MENGENAL UDANG GALAH
Sebelum mempelajari teknik budidayanya, marilah kita mengenal lebih jauh perihal udang ini, baik pengenalan species, karakteristik maupun sifat-sifatnya.
Klasifikasi udang galah (Mudjiman, 1983)
Phyllum : Arthropoda
Subphyllum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Subkelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Palamonidae
Subfamil : Palamoniae
Genus : Macrobrachium
Species : Macrobrachium rosenbergii, de Man
KARAKTERISTIK MORFOLOGIS
Secara umum, udang galah mempunyai karakteristik morfologis sebagai berikut:KARAKTERISTIK HABITAT/BIOLOGIS DAN SIFAT-SIFATNYA
Sedang karakteristik habitat/biologis udang galah adalah:
· Memiliki dua habitat yaitu air payau salinitas 5-20 ppt (stadia larva-juvenil), dan air tawar (stadia juana-dewasa) (Gambar 3);
· Matang kelamin umur 5 – 6 bulan (mendekati muara sungai untuk memijah lagi;
· Mengalami beberapa kali ganti kulit (molting) yang diikuti dengan perubahan struktur morfologisnya, hingga akhirnya bermorfologis menjadi juvenil (juana);
Selain morfologi, untuk membudidayakan ikan/udang perlu diketahui sifat-sifatnya; beberapa sifat yang penting diketahui antara lain adalah :
· Euryhalin, yaitu dpt hidup pada kisaran salinitas yg lebar (0-20 ppt);
· Omnivora, yaitu pemakan segala (tumbuhan dan hewan);
· Pada stadia larva, udang galah memakan plankton hewani (zooplankton), seperti rotifera, protozoa, cladocera, dan copepoda;
· Stadia Post larva, juvenil, dan dewasa : memakan cacing, serangga air, udang renik, telur ikan, ganggang, potongan tumbuh – tumbuhan air, potongan hewan, jasad penempel, hancuran biji – bijian dan buah – buahan, siput, dan sebagainya, juga memakan jenisnya sendiri (kanibal, khususnya ketika molting);
· Tubuh beruas–ruas sebanyak 5 ruas yang masing-masing dilengkapi sepasang kaki renang; kulit keras dari chitin; pelura ke dua menutupi pleura pertama dan ke tiga;
· Badan terbagi tiga bagian : kepala+dada (cephalothorax); badan (abdomen); dan ekor (uropoda);
· Cephalothorax dibungkus karapas (carapace);
· Tonjolan seperti pedang pada carapace disebut rostrum dengan gigi atas sejumlah 11-15 buah dan gigi bawah 8-14 buah.;
· Kaki jalan ke dua pada udang dewasa tumbuh sangat panjang dan besar, panjangnya bisa mencapai 1,5 kali panjang badan, sedang pada udang betina pertumbuhan tidak begitu mencolokKARAKTERISTIK HABITAT/BIOLOGIS DAN SIFAT-SIFATNYA
Sedang karakteristik habitat/biologis udang galah adalah:
· Memiliki dua habitat yaitu air payau salinitas 5-20 ppt (stadia larva-juvenil), dan air tawar (stadia juana-dewasa) (Gambar 3);
· Matang kelamin umur 5 – 6 bulan (mendekati muara sungai untuk memijah lagi;
· Mengalami beberapa kali ganti kulit (molting) yang diikuti dengan perubahan struktur morfologisnya, hingga akhirnya bermorfologis menjadi juvenil (juana);
Selain morfologi, untuk membudidayakan ikan/udang perlu diketahui sifat-sifatnya; beberapa sifat yang penting diketahui antara lain adalah :
· Euryhalin, yaitu dpt hidup pada kisaran salinitas yg lebar (0-20 ppt);
· Omnivora, yaitu pemakan segala (tumbuhan dan hewan);
· Pada stadia larva, udang galah memakan plankton hewani (zooplankton), seperti rotifera, protozoa, cladocera, dan copepoda;
· Stadia Post larva, juvenil, dan dewasa : memakan cacing, serangga air, udang renik, telur ikan, ganggang, potongan tumbuh – tumbuhan air, potongan hewan, jasad penempel, hancuran biji – bijian dan buah – buahan, siput, dan sebagainya, juga memakan jenisnya sendiri (kanibal, khususnya ketika molting);
· Nokturnal, yaitu aktif makan malam hari. Jika lingkungan hidupnya dapat dibuat relatif gelap udang akan aktif makan walaupun siang hari;
· Larva bersifat planktonis, aktif berenang, tertarik oleh cahaya tetapi menjauhi sinar matahari;
· Pada stadium pertama (I), larva cenderung berkelompok dekat permukaan air dan semakin lanjut umurnya akan semakin menyebar dan individual serta suka mendekati dasar. Di alam larva hidup pada salinitas 5 – 10 0/00..
Perkembangan stadia udang galah secara garis besar disajikan pada Gambar berikut:



E. CIRI-CIRI UDANG GALAH JANTAN DAN BETINA
Perbedaan antara udang jantan dan udang betina adalah sebegai berikut:
Bentuk badang udang jantan dibagian perut lebih ramping dan ukuran pleuron lebih pendek, sedang pada betina bagian perut tumbuh melebar dan pleuron agak memanjang. Letak alat kelamin jantan pada pasangan kaki jalan ke lima, pada betina pada pasangan kaki jalan ke tiga.Udang jantan:
· Relatif lebih besar;
· Pasangan kaki jalan yang kedua relatif lebih besar dan panjang (bahkan dapat mencapai 1,5 kali panjang total tubuhnya);
· Bagian perut lebih ramping;
· Ukuran pleuron lebih pendek;
· Alat kelamin jantan terdapat pada di antara pasangan kaki jalan kelima.
Udang betina:
. Tubuh lebih kecil, badan agak melebar, demikian pula kaki renangnya, membentuk ruang untuk mengerami telur (broodchamber);
· Pleuron memanjang;
· Pasangan kaki jalan kedua tetap tumbuh lebih besar, tetapi tidak sebesar dan sepanjang udang jantan;
· Alat kelamin terletak pada pasangan kaki ke tiga, merupakan suatu lubang yang disebut thelicum.
Khusus untuk ukuran kaki jalan pada udang galah yang dikenal berukuran panjang/besar, telah dihasilkan varietas yang bercapit lebih kecil yaitu yang disebut Gi-Makro. Capit yang lebih kecil ini mempunyai keunggulan tersendiri.
PERSYARATAN LOKASI
Beberapa kriteria lokasi/calon lokasi yang baik untuk hatchery adalah :
· Lokasi hendaknya mempunyai sumber air laut dan air tawar, karena untuk pemijahan dan larva stadia awal udang galah membutuhkan air payau;
· Lingkungan sekitar bebas dari pencemaran, agar kualitas air pasok memenuhi syarat kebersihan dan bebas bahan pencemar.
· Lokasi aman dari banjir dan bencana alam lain;
· Tersedia sumber listrik;
· Tersedia tenaga kerja;
· Kebutuhan sarana budidaya terjamin;
· Aksesibilitas baik;
· Keamanan terjamin;
· Pemasaran benih mudah.
Air sumber harus memenuhi baik kuantitas maupun kualitasnya. Semakin tinggi kualitas unsur-unsur tersebut maka akan semakin kuat mendukung keberhasilan usaha. Kualitas air harus memenuhi syarat baik fisik, kimiawi maupun biologi. Harus dapat menyediakan air dengan salinitas 12 ppt. Nilai-nilai parameter kualitas air dijsaikain pada Tabel berikut:
menyiakan lahan,udang vanami


Bisnis apa pun yang akan dijalankan selalu butuh persiapan yang matang. Tahapan persiapan ini dilakukan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal dan meminimalisir segala resiko yang dapat mengakibatkan kerugian.
Terlebih, bagi Anda yang berencana untuk memulai usaha di bidang budidaya perikanan, tahapan persiapan sarana dan prasarana sangat menunjang keberhasilan dan profit yang dihasilkan.
Budidaya udang vaname misalnya, salah satu jenis usaha perikanan ini memiliki berbagai syarat yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan lahan.
Persiapan Lahan Budidaya Udang Vaname
Ada berbagai aturan dan standarisasi yang harus dipenuhi dalam memulai budidaya udang vaname agar seluruh lingkup kegiatan budidaya bisa berjalan lancar dan tetap menjadi produksi surplus.
Dalam artikel kali ini, Mediatani akan membahas secara singkat berbagai hal yang harus diperhatikan dalam persiapan lahan budidaya udang vaname dengan farm yang berbeda, mulai dari kolam tanah, kolam terpal, mulsa, LDPE, HDPE, hingga kolam beton.
Survei dan pemilihan lokasi
Alasan mengapa perlu dilakukan survei dalam memulai bisnis budidaya karena pemilihan lokasi lahan yang tepat akan mempengaruhi biaya konstruksi dan juga biaya operasional budidaya yang akan dikeluarkan kedepannya.
Selain itu, survei ini diperlukan untuk mengetahui dampak negatif yang mungkin berpengaruh ke lingkungan alam maupun dilingkungan masyarakat serta langkah apa yang perlu dilakukan untuk meminimalisirnya.
Secara rinci, berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi budidaya.
– Memperhatikan apakah lokasi lahan terdapat sumber air dengan salinitas 20-30 dan sumber air tawar. Sumber air tidak terkontaminasi dengan limbah pabrik ataupun limbah rumah tangga yang berisiko mengandung zat kimia, Fe dll.
– Memperhatikan kondisi alam, lingkungan sekitar dan kondisi sosial masyarakat untuk menghindari konflik. Sebaiknya membuat SIUP (surat izin usaha perikanan) dan berhubungan dengan komunitas lokal.
– Pilihlah lokasi yang memiliki potensi surplus dalam jangka waktu yang lama.
Menurut peraturan Menteri kelautan dan perikanan Republik Indonesia nomor 75, beberapa persyaratan lokasi yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi tambak udang yaitu:
– Lokasi berada di daerah pantai dengan fluktuasi air pasang surut 2-3 meter.
– Bukan lokasi yang rawan terjadi banjir.
– Tekstur tanah jenis lumpur liat atau lumpur berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 20%.
– Memiliki kapasitas sumber air tawar yang cukup besar.
– Terhindar dari limbah pencemaran terutama limbah beracun dan berbahaya.
– Jarak lokasi dengan garis pantai berkisar 50 -150 meter.
– Mempertimbangkan fungsi konservasi dan meminimalisir gangguan terhadap lingkungan sekitar.
– Terdapat alat transportasi dan komunikasi yang memadai.
– Harus terdapat green belt dilokasi sebagai daerah penyangga berupa hutan bakau.
Tahap Dasar
Setelah memilih lokasi, selanjutnya masuk ke tahap dasar. Pada tahap ini dilakukan pengolahan tanah tambak udang karena media budidaya yang tidak diolah dengan baik akan berdampak pada kualitas air yang tidak stabil dan tentunya akan menimbulkan masalah yang tidak sedikit pada udang vaname.

Komentar